Scooterboyz Bertutur

Hanya sekedar blog biasa

Film Ayat-Ayat Cinta = Buruk!

Posted by scooterboyz pada Februari 25, 2008

Anda penggemar novel “Ayat-Ayat Cinta” karya Habiburrahman El Shirazy? Kalo saya, ya, bahkan tidak hanya itu, tapi semua karya Kang Abik saya suka. Pudarnya Pesona Cleopatra, Ketika Cinta Bertasbih, Dalam Mihrab Cinta dan lain-lain, mulai dari cerpen hingga novel, semua saya suka dengan karya Kang Abik. Kenapa? Selain ceritanya yang bagus, saya juga sangat jarang menemukan novel dengan seorang laki-laki sebagai pemeran utama. Walo mungkin saya ga tau tentang setting Mesirnya, tapi apabila membaca karya Kang Abik, saya selalu pengin sekolah di Azhar.. :mrgreen:

Tapi, mohon maaf sebelumnya, saya menyarankan pada anda untuk tidak menonton film Ayat-Ayat Cinta. Film ini benar-benar hanya roman picisan yang sama sekali nonsense kalo dibandingin bukunya. Film ini hanya mengambil bagian cinta saja dari buku itu. Tidak ada sama sekali pesan yang disampaikan dalam film ini. Selain itu, unsure Islami, sangat jauh dari film ini. Mungkin sang pembuat film merasa bahwa dengan setting mesir, cewe berjilbab dan ngomong arab itu sudah mencerminkan apa yang dinamakan Islam. Ternyata, nothing..

 

Bagi yang nekat melihat, perhatikan bagian saat malam pertama Fahri dan Aisya. Sungguh memalukan! Kang Abik saja ga menceritakan sedetail itu dan (Maaf) se”bokep” itu. Oke, anda menutupi dengan kusen jendela pada saat itu, tapi apakah tidak menimbulkan interpretasi yang aneh-aneh. Itu hanya satu dari banyak kekecewaan saya akan film ini.

Secara overall saya kecewa dengan film itu. Menurut saya, film ini memang hanya untuk komersil saja dengan mencatut nama kondang dari novel Ayat-Ayat Cinta. Sudah ditunggu lama banget sejak dulu, ternyata sangat mengecewakan. Saya sama sekali tidak merendahkan Hanung Bramantyo, bahkan saya sangat respek. Tolong jangan terlalu picisan gini kalo mau menginterpretasikan buku. Ceritakan semua bagian walau singkat dan jangan bikin alur yang berbeda.

Mungkin ada satu lagi yang ingin saya soroti dari film ini. Karena ini film yang sedikit banyak membawa nama agama, tolong dalam pemilihan pemeran lebih hati-hati. Saya melihat pemeran di film ini bukanlah orang yang “pantas”. Anda pasti tahu bagaimana kehidupan sehari-hari mereka, saya rasa mereka bukanlah orang yagn pantas untuk menjadi orang “sesuci” itu di film ini. Menurut saya masih banyak artis yang lebih pantas untuk memerankan itu.

Saya rasa, seharusnya kang Abik berhak marah melihat film ini. Alasannya? Y abaca aja di atas tadi.

Maaf apabila ada yang tidak setuju atau tersinggung. Saya hanya mengungkapkan apa isi hati saya dan tidak ada kepentingan lain. Saya juga bukan orang film, hanyalah orang awam dan mahasiswa biasa yang tidak punya kelebihan apa-apa, yang ingin mengkritisi film ini karena merasa sanngat dikecewakan. Baru sekali ini saya puas menonton film Indonesia bajakan.

Terima kasih. Salam Respek untuk mas Hanung.

 Update : Maaf,terjadi kesalahan di bagi nurul,saya emang agak lupa di bagian itu.MAaf..

197 Tanggapan to “Film Ayat-Ayat Cinta = Buruk!”

  1. mbelgedez said

    Sapa bilang tokoh utama laki-laki jarang ada dalam novel ???

    Di Blog sayah ada kok, malah seminggu sekelee terbit….

    😆

  2. Jahhhh…. Seperti yang sudah saya diskusikan berkali-kali dengan sdr. Kopral Geddoe, komentar (baik pra maupun pasca) film ini norak. :mrgeeen:
    Sebelumnya ditunggu dengan penuh sanjungan dan pujian. Setelah tayang, malah dicerca dan dikritik. 😉

  3. Fajar said

    gw belom nonton
    dan gak bakal nonton
    dan gak bakal baca novelnya

  4. Pribadi, setuju.

    Banyak prasangka akibat M* Entertain**nt yang membuat, dan prasangka itu bukanlah karang -karangan saya semata.

    Padahal, AAC ini sering dianggap sebagai film murtad sama petinggi – petinggi agama yang pakai blog dulu. 😆

  5. ontohod said

    satuujuuuuu… filmnya jelek, apalagi buat yang udah baca novelnya, banyak adegan inti tapi justru ga di tampilin, terus masalah pemeran juga banyak yang ngga cocok…
    jujur saya emang berprasangka jelek ttg M* Entertain**nt, tapi karena ada nama Hanung B saya tepis… tapi ternyata prasangka itu emang terbukti.. hiks hiks kecewaaa berat

  6. dobelden said

    ah tetep penasaran 😀

  7. titov said

    setujuuuu.. kalok dari yang gw baca-baca… 😐

    *soale gw belum nongton*

  8. BLOGIE said

    Wah.. wah..

    Novel AAC yang suci, “dikotori” filmnya nih..
    Kasian kang abik…

    nggak jd deng nonton di cineplexnya.
    mending hunting cd bajakan aja

    :mrgreen:

    *penasaran mampus*

  9. phewhe said

    scammer kesayangan kita kembali beraksi 😀

    yang ga mo nonton di bioskop donlot ajah di Internet, udah gentayangan tuh dimana2 😀

  10. aRuL said

    ini nonton di bioskop atau di rumah? 😀

  11. hehehe…pandangan masing2 orang emang berbeda2 yah…

    saya yang belum baca bukunya sama sekali dan langsung nonton justru menganggap sebaliknya 😀
    ada sy tulis di blog saya juga tuh…

    tapi gpp kok, ini bagian dari proses pengamatan masing-masing, asal gak berantem aja 😉

  12. sibermedik said

    asslmkm wr.wb
    setuju! biasa lah..g akan ada pesan ISLAMI klo orientasinya cm MATERI &RATING semata..jd inget kutipan dlm Al Quran: ‘..janganlah kamu menukar ayat-ayat-KU dengan harga yang sedikit..'(Q.S Al Maidah 5:44)..terusin aja lanjutan ayatnya..merinding kalo tau..

    wasslmkm.

  13. @Mblegedez
    Kapan saya jadi pemerannya? 😀

    @DB dan Ontohod
    UDah MD aja gitu,ditambah adanya punjabis,jadilah gitu.. 😀

    @Gie
    Hihi..Ke saya aja..UDah ada bajakannya.. 😀

    @Phewhe
    Siah ke mana aja? 😀

    @Arul
    Di bioskop..
    *Dengan asumsi rumahku bioskopku.. 😀

    @Khalid
    Hehe.. Sante.. 😀
    Saya tulis ini sebagai orang yang udah baca novel lalu nonton filemnya.. 😀

    @Sibermedik
    Ngeri..
    Sering2 aja maen ke sini.. 😀

  14. denipermana said

    waduch…………kapan majunya negara ini jika kebiasaan buruknya (membajak) masih di budidayakan, tolong donk pada orang-orang perfilman, kasih teguran yang cukup menyakitkan., terus pada kang Abik, ana cuma bisa nyampaikan “sabar” ja ya mas.

  15. binarw said

    Sama…Saya Stuju Bang dengan pendapat anda……..

  16. Luna said

    “Contoh lain adalah permintaan untuk menikahi Nurul, tidak ada itu di buku. Yang ada hanyalah Ustad Ahmad menyerahkan surat dari Nurul dan Fahri membalasnya dengan jelas. Tidak ada Ustadz Ahmad meminta Fahri menikahi Nurul. Mana ada ustadz seperti itu.”

    Anda sudah baca novelnya? Dalam novel Ayat-Ayat Cinta, Ustadz Ahmad memang meminta Fahri untuk menikahi Nurul. Kejadiannya bberapa jam sebelum Fahri melangsungkan akad nikah dengan Aisyah. Dan rasanya wajar kalo seorang paman (terlebih lagi ustadz) membantu keponakannya agar bisa menikah dengan lelaki yg ia cintai, apalagi lelaki itu baik dan sholeh.

    Fahri membalas surat nurul ada di bagian lain cerita yaitu ketika Fahri sudah menikah.

  17. zizah said

    Ass….
    memang dah denger zi ceritanya…so terrible
    Piye to Pak Hanung…:) Mkash infonya

  18. donygris23 said

    Jangan salah ….justru karena bajakanlah..para artis itu bisa dikenal sampe ke ujung desa…kalau tidak…mana bisa….terkenal…paling segelintir orang yang punya doku dan mampu beli nyang aseli and nongton di bioskop kelas tinggi doang…he..he…tul kagak….
    bravo bajakan…he..he…he…..

  19. Landy said

    Jujur saya belum baca dan lihat filmnya , tapi ketika melihat video klip rossa keluar kami keheranan dan kecewa berat dengan cara si pemeran wanitanya mengenakan cadar, karena wanita di keluarga kami pun mengenakan cadar jadi kurang lebih kami tahu apa itu cadar dan fungsinya.

  20. teknokrat88 said

    sip! aku juga kecewa bro. aku dapetnya dari blog ini : http://mtamrinh.blogspot.com/ dia juga bahas hal yang sama, tapi dia posting lebih dulu

  21. fisha17 said

    wah, film ini cocok buat pengantar bubuk gak? 😀

  22. […] Film Ayat-Ayat Cinta = Buruk!Kejanggalan Film Ayat-ayat CintaSinetron ayat-ayat cintaPesan AAC : Mending Gak Usah Nonton Daripada KecewaReview : Ayat Ayat CintaAyat-ayat Cinta, antara novel dan film […]

  23. purmana said

    Udah Laaaah….

    Dari dulu juga film Indonesia tuh emang jelek.
    Masabodoh lah dengan nasionalisme.. kalo jelek ya bilang aja jelek. Jangan jadi orang lemah. 😀

    –Udah liat film-nya dari ftp comlab–…

  24. nirma said

    Ass,
    Wah, jadi tambah penasaran mau nonton…:)
    Setidaknya melatih leadership (berani menanggung resiko), daripada terpengaruh dari perspektif orang lain, mending buktiin sendiri dengan segala resikonya…Kalau pun agak kecewa, paling Rp 20 – 40 ribu, daripada mendukung pembajakan dan menjudge sesuatu yg blm disaksikan dgn mata hati…:)
    Salam,

  25. fiere said

    Hmm.. nontonnya yg bajakan sih!! yg bajakan itu blm diedit,,, filmnya emang aga sedikit beda dgn novelnya, coz bahasa novel dan bahasa film emang beda. Tapi Kang Abik jg bilang film ini bagus. Baca blog gw deh tentang tanggapan Kang Abik.
    http://fiere.wordpress.com
    http://smiledevils.multiply.com

  26. Jenova said

    Yup.
    Saya setubuh dengan Anda. Eh, salah, saya setuju dengan Anda.

  27. citra said

    oh nonton bajakan, emang itu perilaku islami ya? 🙂

  28. sigitpriyo said

    menurut sayah seh, tidak mungkin semua adegan ditampilkan, mo tau sebabnya, baca saja di http://dearestmask.blogs.friendster.com/

    masalah peran, kang abik juga ikut milih, bisa dibaca juga di

    http://dearestmask.blogs.friendster.com/

    tapi yang patut kita acungi jempol, adalah keberanian untuk membuat film Indonesia yang tidak hanya

    HOROR GAK JELAS
    CINTA ABG GAK PENTING
    KOMEDI DEWASA

    tapi film berat yang sedikit membuka cakrawala baru bagi orang awam yang belum membaca novelnya

  29. Astri said

    Saya belum nonton tapi memang agak pesimis ma film ini. Buku bagus jarang bisa jadi film bagus.
    Tapi tetep nonton ah… biar penasaran terbayarkan (gak nonton film bajakan kok 😀 )

  30. defidi said

    terima kasih untuk infonya, tadinya saya sudah berniat mengajak suami nonton film ini karena sudah membaca novelnya yg sangat menyentuh. wah jadi urung deh nonton filmnya, emang agak ragu sich , sekali lagi terima kasih, jadi dana untuk nonton bisa untuk beli bahan kue :)- wass.

  31. akoedw said

    maksudnya gimana nih??????

  32. akoedw said

    masa’ sih segituuuu (maaf) “bokep”nya
    hmm,, perlu diverifikasi dulu nih,

  33. fuzzyonnet said

    Nonton ah. tapi ya di bioskop. masak bajakan. saya optimis filmya bagus. kenapa? karena menurut komentar di atas alur filmya sedikit beda dari alur novel. Fokus ceritanya juga pasti lain donk. nah, ini dia yang bikin saya tambah yakin filmya bagus. justru kalo sama persis kayak di novel, meski novelnya menurut saya bagus, filmnya jadi ga bagus. Makin ga sabar……

  34. neorhazes said

    mas,
    ane juga sedih banget ini..
    masalahnya, ane berekspektasi besar sama film a2c sejak terbit novelnya kan udah dijanjikan..

    duh, sayang banget deh…
    kalo ane pikir,, bikin film adaptasi novel begini adalah sebuah pekerjaan yang berat…banget
    kalo Da Vinci Code yang adaptasi juga sih , masih lumayan bagus, itu karena PH mereka yang punya biaya banyak..

    lah PH kita bagemana?
    pilem cuma cinta-cinta-horor-cinta lg-horor-horor…

    paling bagus cuma nagabonar ama denias…bagus banget (justru yang begini bakal laris di oscar)

    ana pengen nunggu lagi neh..film2 begitu..

  35. […] Film Ayat-Ayat Cinta = Buruk! Kejanggalan Film Ayat-ayat Cinta Sinetron ayat-ayat cinta Pesan AAC : Mending Gak Usah Nonton Daripada Kecewa Review : Ayat Ayat Cinta Ayat-ayat Cinta, antara novel dan film […]

  36. arRa said

    salam bang..
    film ayat2 cinta lon sy nonton,tp dgn cara qt men-judgement karya itu sy pikir apa gk Su’uzhan?,padahal klo qt melihat dr titik cerahnya disitu terdapat unsur syiar Islam.
    Nih!,slh satu knp bangsa qt sering terpuruk,bkn krn intervensi pihak lain,tp intervensi intern adanya..krn qt krng menghargai hasil karya ank bangsa..So!,kpn maju perfilman qt?,thq y bang..nih bkn kritik tp pencerahan aja,biar tmn2 yg lain yg maybe krg mengerti hal nih gk slh nanggap.

  37. miaros said

    asZ,, SaLam Ukhuwah Dari UKhti MIe…
    Saya seTuju dg Apa yAng di Tulis oleh ScooterBOyz,,YaP memAng Benar FiLM yang DitayangKan Tidak SEsuai dg Pa Yg tertulis DLm noVel kang Abik..
    “kang sabar weh nya,,!!!” jgn prnh bosan bwt nyiptain novel” yang berbau ISLAMI,,,,,,,,,,”

    kalau gak mau dikecewain,biar aku Z yg jd SUTRADARA’y h3……h3……h3………wasS

  38. suciptoardi said

    lebih buruk dibANDINGKAN ‘HANTU AMBULANCE’…SUZANA RETURN…

  39. oktara said

    Mengenai film tersebut saya kira bagi yang sudah pernah membaca novelnya mungkin sebagian besar akan kecewa,tapi hal itu lumrah,susah melepaskan hasil imajinasi dari membaca novel dengan alur cerita pada film.Novel ya novel,film ya film.Film tersebut tentu saja hasil imajinasi dan kreativitas dari sang sutradara,Hanung. Dan yang menarik dari film tersebut bagi saya adalah setiap adegan yang tidak terdapat pada novel.Bahkan Hanung menampilkan sedikit lelucon mengenai poligami yang membuat penonton tertawa.Overall, I enjoyed it.Jangan ambil pusing mengenai nilai dakwah dalam film tersebut.It’s a movie,suatu hiburan,nikmati saja.

  40. eswe said

    Sorry..Ini bukan comment tapi curhat…hehehe..
    aku bukan penggemar novel2 kang abik tp dah baca beberapa novelny soalny aku baca novel2 tuh karna aku suka baca jadi y baca aja.. so secara pribadi sech aku gak suka baca karya2 kang abik ( Gak gue banget gitu loch… aku lebih tergila2 ama karya andrea hirata sech…ngegemesin banget) Tapi jujur nich karyanya bagus…kata2 yang dipilih ehmm..indah.. Trus kalo filmny belum nonton.. belum diputar d Bjm sech.. pengen nonton ntar kalo dah main.. kalo nonton bajakan enggak ah.. (we are original community..hehehe) Ntar kalo dah nonton insyAllah kasih comment dee.. Cuma waktu liat Rosa nyanyiin ost AAC di TV..wew..aku sebel banget jadi males denger n liat. Maaf mbak Rosa bukannya suara mbak jelek tapi kayaknya mbak belum dapet feel n soul nya untuk nyayi lagu2 religius deh.

  41. ayyesha said

    Wah…mas, kalo dibikin lebih ilmiah lagi kritikannya, maksudnya dimasukin dari sisi teknik dll, bisa masuk ke ajang citra bagian kritik terbaik nih ^__^.

  42. film & novel pasti beda… alur dan kejadian novel karena cma tulisan jadi kita punya pemikiran dan gambaran bebas mengnai situasi tersebut. kalau film, cuma sebagian presentasi dari individu tertentu jadi banyak yang gak sesuai. Yah, biar begitu bagus lah Mas Hanung itu sudah mau mensutradarai film2 yang murahan kayak setan2 kredit itu & cinta ABG gak jelas. Meskipun hasilnya banyak yang mengecewakan pemirsa… namanya juga manusia…

  43. edit, mas hanung mau mensutradarai film2 yg gak murahan maksudnya… he2

  44. jiwakelompok9 said

    setuju!

    selama nonton saya ga berenti ngoceh..
    kenapa filmnya jauh bgt ma novelnya.
    saya kecewa.
    ga sebanding bgt novel ma filmnya..

  45. jiwakelompok9 said

    tapi lightingnya lumayan keren..

  46. binchoutan said

    di Bandung kan belum tayang.. hayoo pasti dapet dari server portalnya ITB yaah??
    enak banget siy komplit mau download apa aja dari film dorama sampe film indonesia aja ada…
    bagi – bagi donk ke kampus tetangga 😆

    sudah pernah baca cerita di balik layar pembuatan AAC di blognya mas Hanung? katanya niy.. sang produser meminta agar lebih ditonjolkan unsur romansanya, seperti film Kuch2Hotate *bollywood punya* hohoho kasihan sang sutradara

  47. lccptc said

    hmm..bagusss…tpi kayanya ceritanya g jauh berbeda dengan crita cinta di film yang lain tuchh..gampang bgt ketauan alurnya

  48. Detektif Conan said

    Untung gue belon nonton …. 🙂 Mending baca novelnya aja ya kang kalo nonton nanti malah merusak imaginasi yang sudah tetanam diotak

  49. westnu said

    mungkin kalo novelnya dibuat untuk mempertebal keimanan pembacanya ya..:)

    tapi kalo film buat keuntungan aja 😀

    jadi hasilnya jelek gak barokah..wekeke

  50. tiyz said

    Aku masih penasaran dengan film ayat-ayat cinta itu walaupun katanya jelek, tetapi klo membaca novelnya ya…….. bagus bngt jd penasaran dengan filmnya jg… walaupun ktnya buruk dan apakah bnr2 g’sama dengan yang ada di novelnya???

  51. dewiz said

    aq nie adalah salah satu Fans beratnya novel ayat-ayat cinta. aq dah berapa kali baca novel itu tapi sumpah asyik banget. jadi penasaran pengen lihat giman filmnya. soalnya dari dulu aku tunggu- tunggu banget. tapi kalau kayak gitu kenyataannya aku gak rela.

  52. ybtommie said

    nurut aku ayat-ayat cinta pada bagian akhir ketika maria mati, dan mengalunkan ayat2 dari surat maryam, adalah pokok penting. tapi bagian itu jadi hilang, terasa sekali kurangnya. dan memang banyak kurangnya… tetapi imaginasi setiap orang setelah baca buku itupun tidak sama, karena pemahaman dan referensi akan kedalam pengetahuan agama tiap orang juga berbeda..
    bagus sudah mengangkat ke film, tapi tetap aja ini ngarahnya cari untung juga. tapi setidaknya kita bisa mendiskusikan, menceritakan ke setiap orang tentang wacana yang diangkat oleh habiburrahman. kalo bisa, imam samudera suruh liat film atau baca novelnya, terutama pada bagian fahri yang menjelaskan orang luar yang berada di negeri kita….

  53. rhyma32 said

    sama kaya yang diceritakan sama temen2 aku, katanya film ayat-ayat cinta jauh dari jalur cerita di novelnya. tapi aku tetap penasaran pengen nonton.,, ingin ngebuktiin sendiri.,, meski nantinya mengecewakan…

  54. hmcahyo said

    mungkin ini bisa bantu ngejawab
    http://hmcahyo.wordpress.com/2008/02/25/mengapa-film-ayat-ayat-cinta-beda-dengan-novelnya-2/

  55. hutriest said

    Seberapa bagusnya siy itu buku sampai harus men’suci’kannya.. saya justru lebih malu baca tulisan ini.

    Maaf yaa, ga ada tendensi apa-apa, cuma mengingatkan aja bahwa AAC baik buku maupun film adalah karya manusia, ga ada satupun yang pantas disucikan. Kesalahan interpretasi adalah hal yang biasa di film-film, liat aja Davinci Code, Harry Potter, bahkan GodFather yang sangat monumentalpun bagi yang baca buku aslinya bilang jauh lebih bagus (sorry patokannya film barat semua, lebih karena kualitas mereka dalam mengadaptasi suatu buku kedalam film).

    Mungkin cukup disorot sisi message buku yang tidak terwakili, tanpa harus mensucikan buku maupun tokoh-tokoh yang didalamnya.

    IMHO:D

  56. dian said

    Ya, namanya buatan manusia pasti ada kurangnya. Novelna saja pasti nggak semua orang bilang bagus (sampai perlu dikatain pembangun jiwa segala). Mungkin ada baiknya juga kita melihat dari sisi si sutradara (tengok juga lah blog-nya Hanung), mengapa sampai dia buat film seperti itu. Dan tentu saja yang buat film kan satu tim bukan cuma sutradara seorangdiri. Pastilah banyak pertentangan kepentingan juga.

  57. agus16 said

    Belon baca thong… filmnya juga belon. Jadhe tambah penasaran…

  58. Angga_salaam said

    wah mending beli bukunya aja, kagak usah filmnya “anjuran sih.
    semangat!!!

  59. depok said

    Di bandung udah ya ? Bukannya masih di plaza senayan doang ? Ato ngeliat bajakan ? Wah sayang kalo ngomentarin karya orang setelah sukses ngebajaknya 😀 😀 😀

    Dari dulu mana ada sih film yang bisa nyamain bukunya. Kan buku gak ada durasi ! Ato harus kaya LOTR yang berusaha nyamain bukunya (walau masih kurang sana-sini) tapi hasilnya 3 x 3 jam 😛

  60. GWnya said

    gw juga masih penasaran ma ni filmnya euy…secara bukunya udah gw lahap..pdhl dulu gk begitu tertarik…..

  61. purmana said

    Nonton film luar negeri aja…
    Mubadzir tuh uang dipake nonton film gituan di bioskop.

    Lebih baik uangnya dipake kegiatan lain atau diamalkan saja ke masjid. Bukan begitu ???

  62. Budi said

    Memang dari dulu kalo novel dibajak ke film pasti mengecewakan pembaca novel yg asli, lha wong bisa berubah banyak, pokoknya ceritanya pasti gak selengkap novelnya. Tapi jangan banyak-banyak komentarnya krn gw lg baca novelnya, he he he

  63. celepuutband said

    setuju,,
    q br lihat triler_nya ja dah ga srek sperti novelnya,,,pa lagi film_nya…….
    ah payah,,
    kecewa beeeeeraaaaaaaaaaaaaaatttttt!!!!!!!!

    maleeeezzzzzzzzzzzzzz,,,y klo dikit ja perbedaanya,tapi dr sekilas berbeda banget dari novel yang q baca,,,,

  64. radeezblog said

    wew…

    komentarnya kok jadi panjang gini ya…

    aq jadi bingung….

    sebenernya c klo menurutq semua film yang diadaptasi dari novel.. alurnya emang harus lengkap seperti yg di novel… biar inti ceritanya ga ada yang berubah… tapi jangan sampe dijadiin sinetron ya…. (anti sinetron Indonesia)

    *tapi tetep penasaran walaupun dah nonton yg belum direvisi :P*

  65. keypie said

    Yaelah mas-mas, nonton koq yang bajakan.
    “Film Ayat-Ayat Cinta, sekalipun di bajakan bisa diikuti jalan ceritanya, tapi bukan kualitas terakhir dari sutradara-producer dan kru serta pemain. Artinya belum ada music yang layak (Masih musik kasar yang diambil dari film Schindler list, Kamasutra, Pasion of Christ, dsb), belum ada tata suara yang mendukung seperti suara Ustadz Jefri melantunkan ayat dan doa, suara Fahri di masjid Al Azhar saat Talaqi masih suara cewek, suara-suara atmosfer lalu lintas di Kairo juga belum masuk. Pendeknya, hasil dari bajakan tersebut belum layak untuk menjadi bahan apresiasi penonton. Jika sudah begitu, apakah penonton juga layak menilai sebuah produk yang memang belum layak untuk di apresiasi?” (http://hanungbramantyo.multiply.com/journal/item/12/AAC_BAJAKAN)

  66. wety said

    Assalamu’alaikum…
    Saya salah satu penggemar novel karya kang abik juga, dan subhanalloh hampir semua karya kang abik menyadarkan saya seperti apa islam yang sebenarnya. Saat saya tahu Ayat-ayat cinta hendak difilmkan, saya juga agak kecewa. Karena tulisan dengan film sangat berbeda. terutama dalam peran2 yang dilakukan. Kalo novel bisa saja itu hanya karangan dan pada kenyataannya itu hanya cerita. sedangkan dalam film, sebuah adegan meskipun itu bohongan pada kenyataannya adalah sesuatu yang memang terjadi. Karena itu, tidak terbayangkan oleh saya seandainya sebuah adegan yang memang seharusnya dilakukan(maaf) oleh seorang suami-istri dilakukan juga dalam film tersebut.
    Apalagi film ini merujuk pada sebuah novel yang bisa dibilang Islami.
    Tetapi disamping itu, mengetahui seperti apa latar belakang di filmkannya Novel ini, saya juga merasa sangat terharu dan resfect terhadap Sutradara. Saya yakin niat beliau sebenarnya mulia, dan mudah-mudahan Alloh memudahkan beliau dalam mencapai niat yang mulia tsbt.
    Saya belum pernah melihat secara langsung film ini, tapi mudah2an apa yang saya khawatirkan tidak terjadi.

  67. Firman said

    Di Bandung udah tayang sejak tgl 25 februari, gw jg uda nonton.
    Jangan bandingkan film ini dengan novelnya, coz kalian pasti akan kecewa dan bilang ”Film yg jelek”. Lihatlah film ini sebagai film baru yg tdk ada kaitannya dgn novelnya. Kalau dibandingkan dgn novelnya, jelas filmnya sangat berbeda. Tapi secara keseluruhan, film ini BAGUS banget, bahkan bisa membuat mata Qt berkaca-kaca. Walaupun unsur islaminya sedikit dan alurnya aga berbeda, tapi film ini menyuguhkan rasa yg berbeda. Tidak seperti film2 cinta dan hantu yg memuakan. Jika kalian berharap film ini bisa seindah novelnya, maka kalian adalah orang yg menginginkan kesempurnaan. Dan Qt semua tahu bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Begitupun dgn film ini, dibuat dgn niat yg baik oleh seorang Hanung yg masih belajar dan bukan org yg bisa membuat sesuatu dgn sempurna. Harusnya Qt bangga, karena film ini film agama. Daripada Qt trz disuguhi film horror yg menonjolkan perbuatan syirik. Apa bedanya Qt dgn org2 jahat jika Qt mencaci hasil karya dari seorang yg berniat baik? Astagfirullah.. didunia ini tdk ada yg sempurna, Mas Hanung pun hanya manusia yg masih dalam proses pembelajaran. Toh sekalipun Kang Abik yg membuat film ini, tdk akan seindah coretan penanya. Astagfirullah…

    http://profiles.friendster.com/peermannoer

  68. zuit said

    bener juga. aku sudah liat filmnya sekilas. nggak sampe selesai. trus aku penasaran sama novelnya. apa beneran ceritanya kayak gitu?
    setelah novel ayat-ayat cinta itu kubaca, jelas, jauh beda dengan filmya (yang kutonton nggak sampe separo itu).
    banyak adegan yang ilang. yang menurutku itu malah bagus dinovelnya.
    aku sarani, bagi yang belum liat filmnya dan belum baca novelnya, mending baca novelnya dulu. bagus banget…
    di film tersebut kurang islami. padahal dinovelnya sangat islami dan mengharukan

  69. dewi said

    ehmm..
    ikyut NimBrung yach

    aq sih dah baca Novelnya,
    filmnya belon sempet nonton
    *INsya Allah I’ll dech… :-)”

    Meskipun film ini kurang sesuai dan belum mampu menginterpretasikan isi novel dan misinya, paling enggak menjadi tontonan berbeda yang disuguhkan di bioskop.

    Maksudnya, dari pada menghujat dan mencerca habis-habisan, itu loh… masih banyak pilem2 lain yang kurang bermutu. Horor ga masuk akal, sampai mengulang cerita pilem jaman baheula, dan mengajak kembali sang pemeran utama yang sekarang dah nenek-2.

    (makanya, dunia pilem Indonesia emang bener2 bangkit dari kubur). Jadi meskipun bangkit, yaa areanya tetep dech, di kuburan… nggak kemana2.. 😦

  70. […] masyarakat yang sudah menonton memang berbeda, ada yang memuji, mengkritik, kecewa, dan menghujat. Saya sendiri ingin memberikan kritik, namun rasanya tidak sah karena saya […]

  71. iwedzone said

    smp sgitu nya?
    mang bener2 beda dr novelny yach?
    aq sich lom sempet nonton pilemnya
    klo novel sich dah baca
    smp mewek2 malah bacanya.

  72. susiyanto said

    Namanya juga film kalau nggak mengikuti selera pasar ya nggak laku. Cuma masalahnya selera pasar itu bisa diarahkan. Lantas siapa sebenarnya yang b ermain dibelakang layar dengan mendompleng nama novel “ayat-ayat cinta”.Kalu bkan tangan panjang kapitalis siapa ya lagi. Jangankan novel, ajaran Agama sekalipun akan dipilah-pilah sesuai mekanisme dan kebutuhan pasar.Ayat-ayat cinta juga diambil yang sedang dimaui pasar konsumen dengan “moral rendah” maka yang diambil bukan nilai luhr spiritualitas namun nilai renah peradaban Barat. Tanya kenapa ?

  73. nuabdi01 said

    klo komentar aku sih film ayt2 cnta sih biasa aja gak ada lebihnya daripada film nya mendingan kita baca saja langsung bukunya lebih menggugah jiwa,menyentuh hati tentang pemaknaan cinta kpd sesama dan sangat bagus……banget!!! pokoknya ceritanya gak ada tandinganya dech,

  74. susiyanto said

    Namanya juga film kalau nggak mengikuti selera pasar ya nggak laku. Cuma masalahnya selera pasar itu bisa diarahkan. Lantas siapa sebenarnya yang b ermain dibelakang layar dengan mendompleng nama novel “ayat-ayat cinta”.Kalu bkan tangan panjang kapitalis siapa ya lagi. Jangankan novel, ajaran Agama sekalipun akan dipilah-pilah sesuai mekanisme dan kebutuhan pasar.Ayat-ayat cinta juga diambil yang sedang dimaui pasar konsumen dengan “moral rendah” maka yang diambil bukan nilai luhr spiritualitas namun nilai renah peradaban Barat. Tanya kenapa ? http://susiyanto.wordpress.com

  75. dtRS said

    setuju!!!! mereka bukan pemain2 yg pantas untuk memerankan peran2 itu….

  76. irvan132 said

    dari membaca 10 lembar halaman pertama novelnya saja, saya sudah memastikan bahwa dari segi sastra novel itu buruk sekali.
    kata-kata “BAU NERAKA” yang membuat saya illfeel ketika membacanya. 😦

    -IT-

  77. rinia said

    filmny bguz c??
    tp ngebetein yah,,,mndngn ntn film horor w,,,

  78. deteksi said

    jadi menurutmu, novel dan film itu harusnya sama persis?

    silakan cek, sekelas LOTR dan HARRY POTTER aja gak sama persis antara film dan bukunya. Apa kira-kira para sineas itu terlalu bodoh ya?

  79. infogue said

    Artikel di blog ini sangat menarik dan bagus. Anda bisa lebih mempromosikan artikel Anda di infoGue.com dan jadikan artikel Anda Topik yang terbaik bagi para pembaca di seluruh Indonesia. Nantikan segera plugin / widget kirim artikel & vote yang ter-integrasi untuk Blogspot dan WordPress dengan instalasi mudah & singkat. Salam!

    http://www.infogue.com/film/film_ayat_ayat_cinta_buruk_/

  80. Raisyah said

    Komentarku

    Aku sih belum liat filmnya, cuma pada zaman sekarang ini, memang segala sesuatu itu diukur dengan materi, segala siasat akan dipertaruhkan untuk menutupi kebenaran yang ada, semoga suatu saat nanti ada film yang benar-benar menyuguhkan keindahan Islam, tidak didasarkan atas nafsu belaka

    Sungguh tragis yah buku yang sudah mencapai best seller, tetapi difilmkan tidak sesuai dengan aslinya

    Mungkin ada baiknya untuk dijadikan sinetron berseri, supaya lebih jelas dan detail, jadi gak ada yang terpotong

    ALLAHU AKBAR

    Salam

  81. yuki said

    dear all pembaca novel ayat2 cinta,,

    memang saya agak kecewa dengan perbedaan alur cerita, atau settingan yang kurang mesir boow..
    tapi sy mentolelir smua karna budgetnya mungkin kaga banyak
    karaktr aisyah juga emang saya pikir agak berbeda, tidak se shaleh ky di novel,,, yang rela ngasih 10 juta dolar duitnya ke fahri,

    tapi apapun itu dengan segala kekurangan nya, saya tetep nganggep bahwa film ini ngasih sesuatu yang beda, dan tetap makna novel bisa tersampaikan,,, n probably the best indonesian movie i’ve ever seen,, so far!
    buat yang kecewa seharusnya memaklumi, sngat sulit mengkonversi novel ke dalam film sama persis, dalam novel kita berfantasi sendiri, dan fantasi org tdk terbatas sementara film terbatas, begono coy..

    salute buat hanung…

    karakter

  82. rhakateza said

    wew, memang setelah menonton (bajakannya) dan sempat kecewa….
    Tapi setidaknya sang sutradara telah berbuat maksimal, kalupun tidak sesempurna aslinya, saya kira harus dimaklumi. bahkan Mas hanung menurut saya patut dihargai (one and half thumbs up for you). Kesempurnaan milik diatas dan (menurut saya) hanya dalam imajinasi saja (seorang fahri yang nyaris sempurna pun) tak akan dapat ditemui dalam alam nyata (termasuk pemilik blog ini)…

  83. […] the movie, maklum denger-denger banyak yang kecewa, apalagi yang abis baca bukunya. Lucunya, IMHO.. yang kecewa itu rata-rata mereka yang jarang nonton film dan kedua mereka yang terlalu mengagungkan buku […]

  84. phewhe said

    cuman satu yang bikin mataku ga ngantuk waktu nonton AAC di bioskop:
    MacBook Pro !!!
    satu2nya pesan moral yang saya tangkap dari AAC:
    jangan pake PC Windows butut, pake Mac
    wakakaka…

  85. Hasan Seru said

    😆 lucu….
    pemikiranmu sama denganku, tapi ada juga yg gak sependapat dengan kita lho, wajarlah…. aku pikir novel yg se”cuci” itu bisa dilukai oleh film tsb>>>
    ada temenku< sebut saja namanya Irfan< dia memang awam dan belum baca novel< ketika aku dan dia sama2 nonton premiere kemarin, dia bilnag gini, “gak nyangka, aac ternyata gini toh..”
    aku pun membantahnya, versi novel jauh jauh lebih baik…

  86. frengky said

    Wuahhhhhhhh…..
    Yang boneng, sebegitukah anda membenci film ini,,,,,,
    menurut sy film ini lumayan bgs, apalagi akhwatnya, dijamin tidak mengecewakan….
    Eh lo, tolong jng jelek2x ini film dunk, coz salah satu bintangnya mantan sy,

  87. kacrut dogol said

    Wuah setuju buanget bozzzz, tp bukan untuk lo….
    gw setuju ama bung frengky nih…

  88. danummurik said

    (tidak) seharusnya film itu sama dengan isi novel, kalau sudah begitu sutradaranya hanya sekedar tukang fotocopy. Lebih lanjut, saya tulis di http://danummurik.wordpress.com

  89. Ade said

    coba baca dulu curhatannya Hanung di blognya…mungkin itu sedikit mengubah penilaian Anda

  90. senny said

    buruk?!
    sangat buruk maksudnya??

  91. didi said

    “jgn jadi orang yg cm bisa kritik,protes,hina,jelek2an,menjatuh kan karya orang lain… hargain donk sedikit.. klo emang loe bisa buat yg lebih bagus lo buktiin donk jgn cm jadi jagoan didunia maya..”

    respect others
    permisi

  92. Fajar said

    Alhamdulillah
    awa blum nonton
    dan gak bakal nonton
    pilemnya basbang
    wakakakaka

  93. fina said

    betulll… ya tapi wajarlah namanya juga orang indoesia cm bisa BAJAK n MENGHINA.. ya ga??

  94. donny said

    Saya rasa anda berhak untuk berbicara..

    tapi alangkah baiknya tanpa dengan secepatnya memberikan
    judgment yang negative,
    anda mencari tahu alasan kenapa perbedaaan itu terpaksa dilakukan..
    dan seberapa keras orang orang yang bersangkutan membuat film itu..
    http://dearestmask.blogs.friendster.com/my_blog/2007/08/ayatayat_cinta.html

    saya rasa anda selalu ingin orang menghargai karya yang anda buat ,tanpa memberikan comment asal ngomong tanpa tahu pikiran dan alasan anda, bukankah begitu ?

  95. Zul ... said

    Salam kenal!

    Film memang karya kolektif. Di dalamnya ada banyak kepentingan. Bisnis adalah yang paling utama. Sebelum membuat film, wadyabala di baliknya sudah melakukan perhitungan-perhitungan yang matang dengan risiko sekecil-kecilnya. AAC adalah salah satu contoh film korban dari kebeutuhan pasar. Pasar menghendaki novel itu difilmkan. Penulisnya ingin novel itu diterjemahkan secara lugas. Sutradara ingin mewujudkan idealisme akan sebuah film islami. Namun, pemilik modal juga punya kepentingan untuk menjual film ini agar bisa dinikmati oleh semua kalangan, bukan hanya islam. Sebagai contoh, adegan Maria masuk Islam tidak dimunculkan. Ini bagian dari politik pasar agar film itu masuk ke semua lini.

    Jika memang kita ada keinginan untuk membuat film yang pure islami dan sesuai dengan novel aslinya, aku pikir Kang Abik dan Hanung harus mencoba jalin kerjasama dengan donatur islam. Kita punya banyak. Dua ormas islam terbesar macam NU dan Muhammaadiyah, miaalnya, pasti sanggup mendanai. Atau bagaimana kalau kita para muslimin urunan?

    Tabik!

  96. Saya heran dengan orang yang protes dengan tulisan ini dan marah minta jangan cuma jago di dunia maya doang..

    Kayanya di paragraf kedua dari akhir saya sudah menulis tentang disclaimer dari saya,makanya,jangan cuma baca komen orang atau judulnya doang,baca semua dunk,baru anda komen.Anda bakal menganggap saya kejam kalo cuman baca komen dari orang2 yang ternyta lebih kejam dari saya.

    Dear Fina, apakah saya hanya bisa menghina?Boleh anda baca semua artikel film di blog saya(Ada beberapa,salah satunya yang film indonesia “radit dan jani”) dan kayanya baru satu ini saya menuliskan ketidaksukaan saya.

    Mungkin kalo fina ngomong orang indonesia cuman bisa membajak dan menghina,coba berkacalah ke diri anda sendiri.

    Dear all,with all of my respect,thanks for the comment!I can’t reply it one by one..

    Wassalam

  97. BlogDokter said

    Baru sadar ya, Mas? Saya dari dulu sudah tidak percaya dengan yang namanya filem Indonesia. 🙂

  98. doni said

    Semoga kritiknya mas yang pedas ini bisa jadi yang dikritik dan yang mengkritik jadi lebih baek.
    Gak ada orang yang sempurna di dunia ini, karena adanya nafsu, dunia, harta, kepentingan,dll. Kesempurnaan akan datang dgn sendirinya jk qta berusaha untuk lebih baik dari hari ke hari.
    Mg2 aja pilem AAC ini adalah awal dari itu,meski saya juga liat ada banyak kepentingan yg ada d dlmya.
    Minimal ada yang lumayan lebih bagus dan berbobot dibanding yang ada sekarang ini. Dan kalau dgn pilem ini ada 1,2,16,50,100,1000,30000,ato 1 juta orang yang bisa jadi lebih baik dari sebelumnya Alhamdulillah.
    Memang saran,kritik,pendapat,komentar dari orang lain sangat diperlukan.
    Karena kalo gak ada itu semua,orang gak akan pernah belajar,menjadi dewasa,dan tidak akan pernah jadi lebih baik.
    Wallau a’lam.

  99. farra said

    yup ku juga gak suka tu filmny, pa lagi artisnya juga kurang pas pokokke kecewa deh, mending baca novelnya tp mang susah kok kl novel jadiin film cz orang yang dah baca pasti pny imajinasi yg beda2 kecuali yg lom baca mesti bilang tu film bagus 🙂

  100. Fachrul Riza Siraj said

    He.He.He.

    Ada ga sih FILM yang Islami…?
    Hampir bisa dipastikan, ga bakal ada…!!!

    Bahkan sinetron Para Pencari Tuhan-pun bukanlah sebuah sonetron yang Islami. Memang dari segi cerita kental unsur dakwahnya, tapi jangan lihat sekedar dari ceritanya yang memberi nuansa dakwah atau tidak, tapi lihat juga proses pembuatannya…!

    Contoh paling sederhana, apakah ada jaminan tidak bakal ada ikhtilath dalam proses pembuatan filmnya?

    Jadi kalo saya pribadi, nonton mah nonton aja. Lihat apa pelajaran yang bisa diambil. Seperti kalo nonton film The Messenger buatan Holywood. Itu yang main ‘kan orang kafir semua, tapi waktu aku kuliah dulu suka ditonton rame2 sama anak2 rohis kampus. Karena memang yang dicari adalah pelajarannya, bukan siapa yang main.

    Terus, ya saya maklumi aja kenapa film Ayat2 Cinta beda sama Novelnya. Itulah resiko ‘berdakwah’ di dalam sistem kafir. Ga bakal bisa maksimal…!!!

    Idealisme kepentok sama nilai2 komersil.

    Tapi overall, secara pribadi saya salut sama Hanung Bramantyo atas film Ayat2 Cintanya. AAC bagaikan setetes air atau hembusan angin sejuk di padang tandus.

  101. Hamid said

    Assalamu’alaikum Smuanya,,

    Kalau menurut ane pribadi, filmnya sudah cukup menggambarkan keindahan islam dan cerita dari buku tersebut

    Jadi gak usah sedih atau bahkan menghujat film tersebut, karena sama saja itu menghujat agama sendiri, tentang hal-hal yang berbau bokep, itu adalah tergantung dari persepsi masing-masing individu, bukankah difilm-film lain ada yang lebih buruk dari hal itu ??

    Seharusnya kita mesti bangga, karena film islami bisa ditayangkan di Layar Lebar, sehingga yang menontonnya pun tidak hanya dari orang islam itu sendiri, tetapi berbagai agama

    Seseorang yang hanya bisa menghujat, atau bahkan menghina, sebenarnya pemikirannya sangat sempit, karena disitu tertuang hikmah yang sangat besar

    Seperti soal poligami Aa’Gym, yang mayoritas masyarakat Indonesia khususnya ibu-ibu sangat mengutuk dan tidak suka hal tersebut, apakah seharusnya seperti itu ??

    Karena manusia biasanya tidak menyukai kebaikan, dan selalu melihat segala sesuatu berdasarkan nafsu saja

    Soal peran atau sbg, itu hanyalah peran dan tuntutan skenario, dan sebagai seorang muslim setidaknya bisa berfikir positif terhadap sesuatu, tidak menghujat dan menghina bahkan mengutuk

    Tidaklah seorang mu’min itu suka mencela, dan tidak pula suka melaknat, dan tidak keji mulut dan tidak berkata kotor

    (muslim)

    Wassalam.

  102. riko said

    dibikin lagi aja filmnya, judulnya : The Real Ayat-Ayat Cinta

  103. Fachrul Riza Siraj said

    atau “Ayat-Ayat Cinta Perjuangan” hehehe…

    Btw,… ini ada tulisan yang cukup menarik. Terserah bagaimana pendapat kalian.

    Sumber:http://tanfidz.wordpress.com/2008/02/23/film-ayat-ayat-cinta-lebih-berbahaya-dari-film-maksiat-sebuah-analisa-dari-ustad-lukaman/

    Mungkin karena fenomena best seller nya Novel Ayat-ayat Cinta yang menyebabkan banyak orang ingin cari tahu tentangnya yang akan dibuat menjadi film beberapa hari lagi. Dan ketika mereka searching di google atau lainnya, menggunakan keyword Ayat-ayat Cinta lalu tersangkut di blog ini. Karena memang ternyata, banyak sekali tanggapan orang-orang yang menunggu kehadiran film tersebut. Hal itu bisa di lihat di blog pribadinya si pembuat film tersebut. Juga di blog peminat, dan lainnya.

    Walhamdulillah, jika memang begitu keadaannya semoga mereka mengurungkan niatnya dan mengganti dengan aktivitas yang bermanfaat setelah membacanya.
    Oleh karena arus terbanyak itulah, tulisan kedua yang membahas tentang Ayat-ayat Cinta ini dibuat. Semoga niat ini dapat menghancurkan angan-angan Hanung Bramantyo, si Peminat omong-kosong tentang Ayat-ayat Allah. Meskipun disadari ini hanyalah sebagian kecil usaha dari banyak lagi blog-blog lainnya, seperti di blog ini, yang menyoroti Ayat-ayat Setan tersebut.

    Namun, tulisan ini bukan bermaksud mengajak para pembaca untuk mengalihkan minatnya setelah membaca artikel sebelumnya, dari menonton film Ayat-ayat Cinta ke film porno, setelah membaca artikel ini.

    Seluruh film yang memperlihatkan tubuh manusia adalah haram. Allah -subhanahu wa Ta’ala- berfirman, “Katakanlah kepada wanita-wanita mukminah, “Hendaklah mereka menundukkan pandangan mata mereka dan menjaga kemaluan mereka serta jangan menampakkan perhiasan mereka kecuali apa yang biasa tampak darinya. Hendaklah pula mereka menutupkan kerudung mereka di atas leher-leher mereka dan jangan mereka tampakkan perhiasan mereka kecuali di hadapan suami-suami
    mereka, atau ayah-ayah mereka, atau ayah-ayah suami mereka (ayah mertua), atau di hadapan putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau di hadapan saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka (keponakan laki-laki), atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau di hadapan wanita-wanita mereka, atau budak yang mereka miliki, atau laki-laki yang tidak punya syahwat terhadap wanita, atau anak laki-laki yang masih kecil yang belum mengerti aurat wanita. Dan jangan pula mereka menghentakkan kaki-kaki mereka ketika berjalan di hadapan laki-laki yang bukan mahram agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan dan hendaklah kalian semua bertaubat kepada Allah, wahai kaum mukminin, semoga kalian beruntung.” (An-Nuur: 30-31).

    Oleh karenanya, melihat sebagian aurat saja haram, apalagi melihat seluruh aurat seperti di film-film porno.

    Teringat akan pesan Al-Imam Sufyan Ats Tsauri -rohimahullohu-, “Sesungguhnya kebid’ahan amat sangat disenangi oleh iblis daripada perbuatan maksiat. Karena (orang yang melakukan) perbuatan bid’ah tidak akan (kecil kemungkinan) bertaubat darinya. Sedangkan kemaksiatan akan (memungkinkan pelakunya) bertaubat darinya.”

    Di samping itu juga, sesuatu hal yang jelas-jelas maksiat, seperti film porno, kita akan dengan tegas mengatakan bahwa itu adalah kemaksiatan. Dan berusaha sebisa mungkin untuk menjauhinya. Kecuali yang di hatinya sudah rusak. Dan ketika orang terjerumus di dalamnya, besar kemungkinan dia akan menyesali telah melakukan hal tersebut, lalu ia bertaubat dan Allah menerima taubatnya.

    Namun, bayangkan jika sesuatu hal yang sebenarnya buruk, dan setan membungkusnya dengan kata-kata indah. Sehingga tersamarlah keburukan itu dengan sebuah keindahan. Yang jika kita melakukannya, maka kita tidak akan menyesalinya. Bahkan cenderung merasa telah melakukan sebuah ibadah, atau minimal berbuat baik. Kecil sekali kita menyesali perbuatan tersebut.

    Coba diperhatikan kembali, jika yang kalian maksud film tersebut bagus dari segi efeknya. Artinya, mungkin yang kafir jadi Islam. Yang bejat jadi baik. Dan yang pacaran langsung menikah. Hal-hal seperti itukan yang kalian maksud efek positif darinya?. Sehingga, kalian mendukungnya sambil mengetik kata Takbir dan do’a-do’a yang mengharapkan agar film tersebut dapat tampil tanpa halangan. Karena, kalian menganggapnya sebagai film dakwah.

    Dengan dalih, mereka -para penikmat tempat hiburan- itukan saudara kita! Apakah orang-orang yang sering ke bioskop tidak boleh didakwahi?! Apakah orang-orang yang berada di tempat-tempat maksiat tidak boleh didakwahi?!. Begitu kira-kira kata mereka yang menganggap film tersebut sebagai film dakwah.

    Semua yang disebutkan di atas adalah “tujuan yang diharapkan” yang “mungkin” saja berdampak begitu. Kalaupun, akan berdampak seperti yang dikatakan, efek yang didapatkan akan tidak sempurna. Artinya, ya, mungkin saja mereka menjadi Islam, namun Islam yang nantinya masih suka ke bioskop, masih suka memakai celana ketat meskipun sudah berkerudung, masih suka datang ke tempat-tempat yang bercampur baur antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahromnya, dan lainnya. Hal inilah yang dikatakan efek terbaik yang didapat darinya menurut mereka. Namun perlu diingat, meskipun cuma hal-hal seperti itu yang dikatakan positif, itu masih “AKAN”. NANTI TERJADINYA, setelah mengantri di depan loket berdesak-desakkan antara laki-laki dan perempuan, setelah duduk di bangku bioskop setelah beberapa jam, setelah mendengar beberapa lagu pengiring, lebih berbahaya lagi dinyanyikan oleh perempuan, setelah melihat seorang kafir memegang mushaf Al Qur’an dan kalian tidak membenci atau mengingkarinya.Yang dalam beberapa jam tersebut, kalian “pasti” mendapatkan keburukan-keburukan atau maksiat-maksiat lainnya. Padahal katanya, “Kalian bisa terhindar atau merubah hidup dari yang senang dengan kemaksiatan menuju hidup yang senang dengan agama setelah menonton film tersebut”.

    Sungguh, niat yang baik tidak bisa merubah yang haram menjadi halal!!!!

    Wallahu a’lam bish shawwab…!!!

  104. Kalo gw sich kecewa abisss..

    apalagi ada adegan buka jilbabnya… ga banget dech !!!
    untung gw ga nonton di 21. gw nonton dari kompi temen gw.. jadi ga kebuang duit gw yang 15 ribu.. ampun2 deh kalo nonton dari bioskop. sayang duit gw. mending buat beli beras yang makin malal. !!!

  105. giri said

    gw cukup senang dengan dibuatnya film Ayat2 Cinta dengan segala kelebihan dan kekurangannya…dan memang gw akui antara novel dan filmnya jauh berbeda…namun hendaklah kita bisa dengan bijak melihat nilai2 dan ajaran serta moral yang ingin disampaikan oleh film ini. Bagaimanapun hati gw telah tercerahkan begitu usai menonton film ini….

  106. F@tM@ said

    Ya… kola kita bandingkan antara film dan novelnya memang jauh banget. Waktu pertama kali nonton saya kecewa coz tak seperti apa yg saya bayangkan. Mulai dari settingan tempatnya yg jauh banget, pemain yang tak menggambarkan karakter yang ada di novelnya. Apalagi Aisyahnya terlihat sombong, yg pas cuma Maria aja menurutku.
    Tapi walau begitu saya tetap memberikan apresiasi buat sutradara, pemain dan all crew. Walau jauh dari sempurna minimal masih memuat pesan2 Islami di dalamnya, Mengkampanyekan ga ada pacaran dalam Islam, Ga boleh bersentuhan selain dg muhrim, keputusan poligami yang ga seenaknya, dll.

    Ya kita tunggu saja para sineas muslim yg lain untuk membuat film yg lebih Islami yg lebih syar’i. ga hanya mengkritik saja.

  107. vicha said

    EH KALIAN YANG BILANG NI FILM PICISAN EMANG BEGO (KALAU AQ BISA BILANG KASARNYA). GAK BISA NERJEMAHIN APA ITU ARTI SEBUAH FILM N NASEHAT APA YANG TERKANDUNG, COBA AJA SEANDAINYA AJA TIDAK DIFILMKAN PALING YANG BACA NOVELNYA CUMA DIKIT, MEDIA DAKWAH NYA JUGA KURANG, COBA KALIAN LIHAT DALAM FILM ITU DIJELASKAN “JANGAN TIDUR SEHABIS SHUBUH” APAKAH ITU BUKAN SEBUAH MEDIA DAKWAH YANG BAIK, ITU MENGAJARKAN KEPADA SEMUA ELEMENT MASYARAKAT DARI SEMUA KALANGAN. TERUS CARA PERGAULANNYA JUGA, APA NGGAK LEBIH BOBROK DENGAN YANG KALIAN LAKUKAN? BERKACALAH PADA DIRI SENDIRI, SEPERTI APA SIFAT KALIAN???? JANGAN HANYA PANDAI MENGKRITIK ORANG SAJA.. TAPI BISA MENCIPTAKAN SUATU INOVASI ATAU PEMIKIRAN BARU. GITU BARU NAMANYA ORANG CERDAS,,, WALAUPUN CIRI KHAS ISLAMNYA KURANG TAPI MASIH TETEP ADA DIBANDING FILM INDONESIA YANG LAINNYA YANG KALIAN BILANG KEREN, FUNGKY N BULSHIT (YANG JELAS NGGAK ADA SENTUHAN ISLAMNYA DAN TIDAK LEBIHNYA MALAH MERUSAK MORAL KALIAN, ITU YANG KALIAN KATAKAN BAIK???????? MAU JADI GENERASI APA KALAIAN KALAU DARI MORALNYA AJA UDAH RUSAK)KARENA DIRACUNI OLEH PRODUSER FILM YANG HANYA MENGANDALKAN PROFIT SEMATA….. KALIAN TU YANG NORAK…. JADI YANG BELUM NONTON SEGERA NONTON DAN JANGAN LUPA UNTUK MENGAMBIL NILAI POSOTIF YANG TERKANDUNG DI DALAM FILM INI, TERUTAMA MEDIA DAKWAHNYA YANG LUMAYAN BAGUS….

  108. Donny Reza said

    *Dengan sabar menunggu vcd-nya keluar, supaya bisa nyewa atau minjem…* :))

    Kalau Hanung aja nggak bangga dengan karyanya, apalagi kita yang apresiasinya ya? *berharap ada yang bikin filmnya lagi* 😀

  109. Sita said

    Kalo gue sih ga heran kalo film AAC mengecewakan. Maaf ya bukannya mendiskreditkan para pelaku perfilman di Indonesia, jujur aja nih sebagai orang Indonesia jarang banget gue ntn film buatan Indonesia. karena dari pengalaman gue menonton film indonesia itu sering sulit dimengerti dan banyak kejanggalan. pesan/ide/cerita yang ingin disampaikan sering sekali tidak bisa diterjemahkan dengan baik oleh sutradara atau oleh penggambaran filmnya, ditambah lagi akting pemerannya yang jauh dari standart bagus. sehabis nonton biasanya malah bikin bt. mendingan nonton Lake House di jamin tidak mengecewakan :P.

  110. Gm. said

    Yang namanya bikin adaptasi memang tidak mudah, tapi terlepas dari jalan ceritanya, saya menyukai aspek sinematografinya. 🙂 (subyektif)

  111. abs said

    bagus sih…ga mesti sama kyk novelnya…lah yg bikin juga beda.

    Saran saya klo mau dibikin tandingannya :

    1. artisnya jgn dari indonesia…ya klo orang mesir ya ambil artis mesir (klo perlu tikus yg dipenjara juga tikus mesir)
    2. syutingya di kairo (sungainya bener2 sungai nil, universitasnya al-azhar beneran, flatnya jg)
    3. ngomongnya pake bahasa arab dari awal smp akhir
    4. klo bisa sih jgn terlalu byk adegan yg dipotong
    5. buat suasananya benar2 di mesir, bukan di semarang

  112. idung belang said

    aku udah dapat bajakannya…wah nuntung ga nonton di bioskop!!!

  113. musyaffacell said

    Dilihat dari kesempurnaan, Film AAC produksi MD mungkin mengecewakan. Tetapi jika dibandingkan film2 remaja lainnya, AAC cukup membanggakan. Orang barat yang bisa bahasa Indonesia dan nonton tuh film, saya rasa akan kagum dengan film tsb. Saya lebih memilih untuk melihat dari sisi ini. Jadi, saya cukup bangga. Tapi saya tetap lebih suka novelnya.

  114. suciptoardi said

    idealis, memang beginilah mahasiswa!!!!!!!!!!, hidup Osama!!!!!!!!!!!!

  115. denny said

    Kekecewaan dari beberapa temen2 semua thd film AAC bisa jadi disebabkan ekspektasi berlebih karena dibandingkan dgn novelnya yg best seller. Wajar saja… tapi, akan lebih objektif jika memandang ini sebagai film.. bukan novel…
    Nikmati AAC ini sbg film dgn segala kelebihan dan kekurangannya.
    Trus, bebrapa kritik terhadap kekurangislamian film ini harusnya jg lebih dinilai objektif, liat sisi positif dan manffat apa yg diperoleh dari film ini, walaupun mungkin masih kalah jauh dibandingkan novelnya.
    Bagi saya pribadi, setidaknya film ini jauh lebih baik daripada jenis film2 hantu yg sekarang sdg membanjiri bioskop2 kita.
    Salut buat Hanung yg telah bekerja keras membuat film ini.

  116. martha said

    saya penasaran banget sama filmnya makanya bela-belain bolos kuliah buat nonton di PIm sama teman2, memang gak sebagus novelnya dan beberapa detail cerita yang agak beda tapi mungkin pembuat filmnya punya alasan sendiri kenapa seperti itu, dan gak buruk2 amat kok. masalah pemeran yang gak sesempurna tokoh nya dalam kehidupan sehari-hari mereka, kayaknya agak susah mencari artis yang tampangnya oke tapi berakhlak sebaik fahri dan tokoh lainnya.

  117. […] Cinta 5. Ayat-ayat cinta (komen-ikut-ikutan) 6. Film Ayat-Ayat Cinta : Dipuja dan Dibajak! 7. Film Ayat-Ayat Cinta = Buruk! 8. AYAT AYAT CINTA (AAC) THE MOVIE MENGECEWAKAN 9. Ayat-ayat Cinta: Sabar dan Ikhlas, Itu Islam! […]

  118. ella said

    setidaknya masih jauh lebih baik dari semua film indonesia yang pernah dibuat. setidaknya jauh lebih banyak pesan dsana daripada film yg lain. jadi saran saya, ikhlas dan bersyukurlah terhadap moment itu. hargailah karya yang telah tercipta, bukan malah mencerca.

  119. Phail Desu~~~~

    Bener brur, plain rasanya nonton film ini… Entah kenapa, mungkin karena udah baca novelnya yang memang (menurut boros saya) jauh lebih baik.

    Tapi over all kalau dibandingin sinetron/film Indonesia pada umumnya, ini masih lebih baik.

  120. […] Oya supaya imbang, coba baca juga postingan-nya : 1. Hanung Bramantyo : Dari India menuju Jakarta 2. Hasan Junaidi : Kejanggalan film ayat-ayat cinta 3. Deteksi : Midnight ayat-ayat cinta 4. David : Film ayat-ayat cinta 5. Scooter : Film ayat-ayat cinta = buruk […]

  121. leea said

    ya jelas aja beda dari novelnya soalnya novelnya aja lebih dari 300 hal klu dibikin film semuanya bisa 3 hari 3 malam nonton di bioskopnya so layar tancep donk. klu belum nonton jangan kritik dulu, udah nonton baru kritik. menurut saya dibandingin dengan film2 horor selama ini ayat2 cinta ibarat mata air. habiburahmannya aja gak protes kok. Filmnya juga gak bokep kayak kamu pikir itu tergantung yang nnonton aja. asal tau aja habiburahman juga mengawasi proses pembuatan filmnya. so…….

  122. titov said

    memang gak puwas, tapi IMHO sih nggak buruk, cuma kurang sedebh aja 😀

  123. […] kunci “ayat-ayat cinta” di google.com. Pertama kali saya nemu artikel di dengan judul Film Ayat-Ayat Cinta = Buruk!. Saya baca juga artikel tersebut, sebagaimana saya duga, banyak bermunculan komentar di artikel […]

  124. qistoos said

    okeeeeeeeeee……………
    ayat- ayat cinta emang gak pantes di sebut islamy…. kalau di katakan sebagai sebuah karya seni yang mampu mempengaruh dan membawa penonton pada suasana cinta dan romansa emang ya…
    tapi sekali lagi bukan islamy…….
    yang ada dalam film itu sebenarnya hanya sebagaimana yang di sebut dalam ayat zina…..

    “jangan kau dekati (segala sesuatu yang berkaitan dengan)perzinaan karena sesunguhnya itu adalah perbuatan tercela”…….

  125. indri said

    kapan majunya perfilman nasional bila setiap film yang bermutu di buat selalu di buat. Dan buat elo (yang buat artikel diatas) sebaiknya lebih menghargai hasil karya orang lain (bisa gak lo bikin film kayak gitu?).

  126. rikawardhani said

    hhmmm…..terlepas dari film itu buruk ato baik, cobalah kalian lihat usaha keras dari mas hanung yang sebenarnya ingin tetap mempertahankan idealismenya, mempertahankan film ini untuk tetap tervisualisasi seindah novelnya…jatuh bangun perjuangan mas hanung bikin film ini smp titik darah penghabisan, baca aja di blognya mas hanung http://hanungbramantyo.multiply.com ternyata membuat film g segampang yang ada di pikranku…..ribet, melelahkan, bahkan menjengkelkan…wajar jika mas hanung hampir putus asa dalam menggarap film ini, but he won’t give up…
    Lebih enak lagi klo salah satu dari kalian punya duit banyak trus jadi produser bwt memproduseri ulang film AAC dan dibuat persis dengan novel yang kaya akan unsur islam nya..krn saya rasa kendala mas hanung untuk mencipatakan visualisasi seperti di novel adalah krn produser ingin film ini laris dan tidak jeblok di pasaran sehingga merasa harus merubah skenario, yang hal itu sebenarnya tidak sesuai dengan keinginan mas hanung.
    Tentunya jika pada suatu saat nanti bnr2 ada yang menuangkan AAC ke dalam bentuk film tentunya akan menemui kendala dalam menggambarkan adegan ketika dalam koma nya maria bertemu maryam di depan pintu surga….hmmmm pastilah tidak ada manusia pun yang sanggup menggambarkan wajah maryam dan keindahan surga…betul tidak? setidaknya film AAC memberi nuansa baru di dunia perfilman indonesia yang sekarang uda mulai ” GA BGT” dgn banyak film horor ga penting….Pisss…

  127. sanjaya said

    jadiin sinetron aja, jangan jadi film bioskop, pasti sinetron terbaik, dibanding sinetron lain saat ini.

  128. esti said

    yah…saya juga sedikit kecewa sama filmnya karna unsur islami nya sedikit dan ga mirip sama novelnya, tapi lumayan lah untuk kebangkitan film religius islam…dan tidak buruk-buruk amat saya berharap ada film AAC versi internasionalnya yg lebih islami, setting ditempat aslinya di kairo dan pemeran aisah dari orang mesir asli, dan dakwah nya yg lebih kental..mudah2an produser muslim mau mengangkat novel religus kang abik lainnya oya kang abik, gimana klo anda bikin novel baru dg tokoh utama gadis palestine…dg setting perang israel palestina cowoknya orang indonesia lagi juga boleh…sy yakin pasti box office lagi… hehe

  129. nia said

    assalamu’alaikum
    jujur aja aku belom nonton filmnya, tapi klo baca novelnya sih udah, tapi setelah diceritakan oleh saudara ttg jalan atau alur cerita di fimlnya, ternyata emang banyak sekali yang tidak sesuai dengan yang ada di novelnya, saya sekali padahal itu kan kisah nyata tapi knp setelah dibuat filmnya ko?????banyak sekali yang TIDAK SESUAI jujur aja aku kecewa sekali!!!knp sih klo bikin film itu selalu tanggung? n ga pernah maksimal?

  130. udin said

    bagaimana kalau film ayat ayat cinta ke 2 kita rilis lagi dan benar-banar timut tengah , sutradaranya bukan hanung lagi tapi OSAMA BIN LADEN…..setuju……….!!!!!!!!!!!!!!!!!!

  131. awe said

    mas hanung qita sama2 sutradara tos mas, saya akan buat film AAc yang lebih oke he he………….tunggu ”’

  132. Blind said

    kalo menurut saya sih…..
    film dan novelnya gag bisa dibandingkan……
    saya sih ngeliatnya, emang pesan yang disampaikannya emang berbeda……
    lagian suatu yang sulit untuk buat film yang sama persis dengan novelnya……
    kalo menurut saya sih….
    film inih lumayan bagus……
    lagian daripada nonton film horor ato film2 indo yang menjurus bokep kayak yang lagi booming sekarang, yahhhh….. mendingan nonton film ini….
    dan lagi, film inih lumayan ngasih dampak positif buat remaja2 seperti saya dan teman2 yang,,,, kalian tau sendirilah kayak apa kebanyakanremaja sekarang,,,, yang kurang tertarik sama sesuatu yang religi……. tapi film inih bisa narik banyak penonton dari kalangan remaja….. saya kira ituh sesuattu yang baik….
    soalnya setelah nonton film ituh, teman2 saya jadi tergugah pikirannya… itu sih pendapat sayah,,,,,

  133. KnightDNA said

    Bukannya Mas Hanung sendiri bilang ya kalo filmnya emang bukan film Islami? Jadi, mengapa mesti kecewa? walau menurutku kekecewaan kamu wajar2 aja. Emang jarang ada film yang sebagus novelnya, entah karena imaginasi pembaca yang begitu bebas daripada saat menonton film, atau kekurangmampuan sang sutradara film untuk memvisualisasikan cerita novel. Kebanyakan mentok di alasan pertama.

    Meski aku baca novelnya dulu (lebih tepatnya e-book :P), aku nggak terlalu kecewa sama filmnya. Nuansa dakwahnya masih ada, dan daripada film2 sampah lain (sama dengan komentar para komentator sebelum ini) mending nonton AAC. Apalagi film ini durasinya nggak sepadan dengan bobot cerita yang harus divisualisasikan. Otomatis, banyak bagian2 yang harus dikurangi. Sialnya (hmm… emang harus dibilang gitu), si MD Entertainment minta film AAC ini dikemas ringan dan pasaran. Jadilah film AAC seperti sekarang ini. Menurutku Mas Hanung udah bisa mengakomodasi pihak novelis dan produser. Karena yang dipakai win-win solution, tentu nggak semua pihak bakal 100% puas.

    Wew, anyway selamat… blog hitsnya naik drastis. Makan2 kita… 😀

  134. heyheyeayea said

    Salam,,

    Saya punya bbrp scenes favorit d film ini,, salah satunya relevan untuk postingan anda ini:
    Waktu Fahri mendekam di penjara,, trus teman khayalnya mengolok2 dan berkata,
    “Kita semua sama di dalam penjara ini Fahri,, Tuhan itu ada bukan bagi orang-orang yang taat saja,,”

    Jujur,, sepintas saya membenarkan,, dan karenanya tak terlalu memikirkan,,
    karena saya tampaknya sudah terlalu akrab dengan konsep Tuhan sebagai causa prima, yang Maha mengawali, Maha mengakhiri,
    oleh sebab itu ‘Lam yalid wa lam yulad’, tidak beranak, juga tidak diperanakkan.
    (sebagian dari) Kita mungkin akan sepintas lalu membenarkan karena memang sudah terpatri dalam hati, kalau Tuhan itu ada untuk semua,,
    (sebagian dari) Kita mungkin langsung memahami tanpa basa-basi, kalau Allah Azza wa Jalla tetap ada dengan atau tanpa keberadaan orang-orang yang beriman di dunia ini,,

    tapi saya rasa dialog itu memiliki arti yang lebih dalam dari sekedar yang kita dengar itu.
    Menurut saya dialog itu memiliki pesan, bagi kita, seluruh ummat Muhammad SAW.
    temans,, salah satu harus berani berbuat agar yang lain mengenal, mengerti, memahami, dan karenanya ikut merasa,, benar-benar merasakan,,
    Bahwa Tuhan,, yang satu dan hanya satu, benar-benar dirasakan keberadaanya sebagai sebuah existent, bukan sekedar objek ritual.
    Biarlah yang lain itu mengalami proses, dan kita berdoa agar proses itu pada saatnya nanti akan menghantarkan pada sebuah pemahaman, dan akhirnya dengan sungguh-sungguh merasakan apa yang termaktub dalam AlQuran: “Kita lebih dekat padanya daripada urat nadinya” (50:16)

    Lalu,, mari lihat sekeliling kita,, betapa Allah mengaruniakan negeri ini dengan ragam perbedaan.
    a.k.a tugas mulia nan berat bagi kita,, menyampaikan satu pesan seragam kepada beragam kesatuan..
    kesatuan yang antara lain: kesatuan militer, kesatuan sipil, kesatuan buruh, kesatuan atlet, kesatuan seniman, budayawan, sastrawan, perfilman, fotografer, drummer, gitaris, pengemis, paganis, hedonis, samawi, PBB, WHO, PDI, PPP, DKM, and so on,, and so on,, u name it.

    Dan pesan tunggal itu musti sama rata sampai ke tiap2 mereka. SAMARATA. yepp,,
    pertanyaannya: apakah distribution toolsnya sama? Jika pesan yang disampaikan itu-itu juga, apakah cara penyampaiannya pun harus sama?
    saya rasa kita semua akrab dengan pepatah “dont use a cannon to kill mosquitos”.
    hemat saya, di sinilah kita dituntut untuk bijak dalam sikap dan bicara.
    Tidak semua masyarakat lahir dari kalangan Islam yang Taat,, tidak semua dari masyarakat kita bisa baca AlQuran sejak mereka bisa naik sepeda roda tiga,, jangan menyamaratakan semua,, jangan menyakiti pihak yang tidak sama pemahaman agamanya dengan anda,,
    karena bahasa itu berbeda-beda, lebih banyak yang tak sama.

    Jangan buat salah satu pihak merasa terintimidasi, karena bukan itu inti ajaran ini.
    Jangan sampai pemahaman akan agama ini hanya berputar di kalangan DKM saja, jangan jadi objek komoditi MUI saja, kita semua memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam menyebarkan pesan ini.
    Masalah mereka mendengar atau tidak, itu urusan belakangan, itu bukan teritori kita. Ingat “Fazakkir, Inna ma anta Muzakkir”. Berilah peringatan, sesungguhnya kamu hanyalah pemberi peringatan. Jangan sampai menyakiti perasaan.

    Menurut saya anda terlalu ofensif dsini. salah satunya dengan mengatakan para pemeran tidak pantas karena mereka tidak sesuci karakter di film.
    Jika anda adalah sahabat dekat mereka,, yang sehari-hari bergaul bersama mereka, saya tidak akan menegur anda.
    Tapi siapa anda? berani mengatakan mereka tidak suci?
    Siapa anda? berani mengatakan mana yang suci mana yang tidak suci?
    Istighfar akhi,, jangan merendahkan satu kaum,, siapa tahu mereka di mata Allah lebih baik daripadamu.
    Kalaupun memang menurut anda memang itu nyatanya, ajaklah mereka untuk meninggalkan ‘ketidak sucian’ yang anda maksud, menjadi ‘suci’ seperti yang anda maksud.
    Tapi ingat,, tetap dengan bahasa mereka,, jangan menyamakan mereka dengan anda yang pemahaman akan agamanya (saya rasa) tinggi.

    Menurut saya inilah maksud mas Hanung,, untuk meraih para pemuda Muslim yang masih berada di area abu-abu -yang saya rasa memang lebih banyak berada di area ini (saya salah satunya)- Untuk mengingatkan kami agar tidak terlalu jauh melenceng dari jalanNya.

    Mohon maaf jika ada kata saya yg tidak berkenan.
    Mudah2an Allah mengampuni kesalahan kita semua.
    Salam kenal,,

  135. Wildan said

    Sorry..baru sempet comment, ternyata udah rame juga ya komentarnya.

    menurut saya..UUD..apalagi produser.. Hahaha..
    gw gak kan nonton dan baca novelnya.. mudah-mudahan.. 😛

  136. Wildan said

    oya..soal film Indonesia bertajuk islami, mending gw nonton “Lorong Waktu” atau “Hikayat Pengembara”..Hahaha..

  137. astanti said

    Hei BomBom
    saya setuju…
    saya juga gak suka ama pilemnya
    aneh, malah poligami gitu
    trus Aisah sifatnya gak mirip kaya d noveLnya
    yah..namanya juga pilem
    kebanyakan bumbu
    rasanya malah amburadul

  138. JIHAD_ROCK_N_ROLL said

    WWOOOOOIIIIIIIIIIIIIIII
    ANJING
    LOOOOOO
    BABI…………
    TAE…………
    LO PKIR BKIN FILM GMPANG
    APA LAGI D ANGKAT DARI NOVEL
    DARI NOVEL TERKENAL LAGI…
    GAK MUDAH GOBLOK…….
    TAU NYA KOMENT AJA LO….

  139. Wildan said

    @138

    Pengecut Cyber kah anda?? Lu pikir bikin postingan gampang apa?

  140. @Comment 138
    Ahahahaha..

    Maaf mas, kebetulan saya bukan anjing ataupun babi, apalagi tae (saya indonesia asli, bukan jepun)..Keknya mas salah alamat deh..

    Jihad dari hongkong yah mas?Apa jadinya dunia ini kalo mujahidinnya aja kayak gitu..

    Mungkin ini bisa menjawab mas https://scooterboyz.wordpress.com/2008/03/16/emangnya-lu-bisa/

    @Wildan
    Apakah dia si bob, kok pengecut_cyber.. 😀

  141. […] Film Ayat-Ayat Cinta = Buruk! […]

  142. aJOemOni said

    *clingukan*
    wew.. ternyata ada keramaian disini..
    😀

    @Wildan:
    tul juga, klo AAC digarap Dedi Mizwar,
    mungkin jadi lebih bagus yahh..
    hehe..

  143. ummu hasanain said

    menurut saya film AAC sebagai media dakwah bagi masyarakat umum cukup mengena walaupun bukan yang essensial/pondasial. Tidak boleh pacaran dalam Islam, tidak bersalaman dgn bukan mahram, berjilbab syari’i sempurna (cadar), dan poligami itu bagus. karena masyarakat kita masih memandang sebelah mata terhadap beberapa hal itu.

    tapi alangkah lebih bagus bila pengarangnya bisa membuat novel ttg tauhid yang benar, dalam artian mengetahui makna Laa illaha illallah. karena tidak akan diterima suatu amalan jika tidak bertauhid kepada Allah dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.

    kata-kata bahwa ada hadist Rasulullah saw surga ada di bawah telapak kaki ibu itu , sebenarnya derajat hadistnya dhoif. bahkan itu bukan perkataan Rasulullah saw. bisa diperiksa di kitab-kitab hadist riyadush sholihin, bukhori, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i.

    bila ingin melihat cadar yang sempurna , bisa dilihat wanita di mekkah dan Madinah. di Indonesia alhamdulillah sudah banyak, dimana cadar dan jilbab tidak warna-warni dan bermotif. tapi karena latar belakang pengambilan cerita pengarang novel ini di Mesir, shg busana dan cadarnya disesuaikan dgn daerah Mesir. Tapi berpakaian seperti itu kurang tepat. tapi untuk tahap awal bagi masyarakat awam itu sudah lumayan bagus. kedepannya buat novel yang lebih berat lagi. tentang syirik atau adzab bagi orang-orang yang berzina, tapi kaedah fikih dan pemahaman Islam harus benar sesuai alquran dan sunnah Rasulullah saw, bukan memakai kata filsafat, atau hadist dhoif bahkan hadist palsu

    komentar ttg pemeran AAC cukup bagus, semoga novel dan film ini bisa membuat mereka semakin mendekatkan diri kepada Allah. karena tidak ada manusia yang luput dari dosa dan kesalahan, dan Allah mencintai orang yang berbuat dosa walaupun banyak, dan dia datang dan bersujud kepada Allah bertaubat dan bertekad meninggalkan perbuatan dosa tersebut dan hijrah ke dalam Islam yang kaffah.

    sdr Fedi Nuril, saya ingin memberi masukan bahwa masuk ke dalam diskotik atau cafe, bukan berarti jelek karena tergantung masing-masing orang. pendapatmu harus diluruskan… hati-hati dalam memilih teman, kenapa? ada hadist Rasulullah saw yang isinya agama seseorang itu dilihat dari agama temannya. mungkiin tidak terlihat 1,2,3,atau 4 kali, tapi kalau lama-kelamaan akan terikut juga bukan?

    so…jangan bermain api, sedia payung sebelum hujan, karena dosa itu tidak berbau, tidak terlihat dan tidak berbentuk.

  144. heNdRa kE said

    cerita novelnya, bener2 membekaskan nuansa islam di hati saya…
    tapi cerita filmnya, tidak membekaskan apa-apa… kecuali kekecewaan dari corak islam yang ditampakkan…apalagi plot ending filmnya jauh berbeda dgn indahnya akhir cerita novel…
    maaf mas hanum, tapi filmnya cukup bagus kok…

  145. Hamid said

    @heyheyeayea :
    Ane setuju ma postingan anda.

    Aamiin, Mudah2an Allah mengampuni kesalahan kita semua juga.
    Salam kenal juga.

    wassalam.

  146. wiehoo said

    gw setuju banget soal film AAC yg mengecewakan…

    tapi banyak orang yg gw kenal N belum baca novel AAC pada suka sama film ini.

    so kesimpulan gw, kita yg udah membaca novel AAC merasa kecewa sama film ini karena kita udah jatuh cinta sama karakter masing2 tokoh dalam novel y.

    soal artis2 yg lo bilang “bukanlah orang yagn pantas untuk menjadi orang “sesuci” itu” ….
    dewasa dikit dong… emang y kalo peran pelacur harus dimainkan sama artis yg bener2 seorang pelacur N sebaliknya…

    buat yg udah baca novel AAC, jangan nonton film y. tapi buat yg belom baca silahkan toton film y

  147. [PaW] said

    wah, om scooterboyz kontan jadi terkenal ini.. hehe..

    menurut gw sih ya.. film hasil adaptasi dari novel pasti susah banget buat bertemu dengan bayangan2 para pembacanya. wajar aja para pembaca yang nonton jadi kecewa gitu. tapi gw yang ga baca [sempet baca tapi cuman dikit], lalu gw nonton filmnya, gw setuju sama pendapat si diaz. hehe..

    wah, tumben pada komen pake nama, bagus2 pula 😀
    biasanya kan kalo ‘topik hangat’ gini kan banyak komen2 nyeleneh + anonim. Pengecut cyber gitu istilahnya ya? hehe.. kapan ni postingan gw bisa rame gini komennya? hehehehe.. piss ah 😀

  148. @PAW
    Hehehe..

    Saya juga heran, tapi ni menunjukkan kemajuan bahwa pengecut cyber udah menurun..

  149. ce_cantik said

    Ngikut komen ahh

    dah pada tau lom tentang film yang sekarang gi beredar di Belanda ?? ntuh tuh yang musti dihujat habis2xxan bukan AAC. kalo dah pada tau, sedih banget gak siy kalo Al-Qur’an n Islam dihina ky bgitu ??

    hikkksss..

    pisssss

  150. Abdul J said

    Setuju………
    Katanya bagus…Tapi pas abis nonton gak ada yang bikin FILM ini jadi WAH…
    Paling-paling yang di tonjolkan cuman Si Maria yang jadi muslimah, sama Pesan Bahwa untuk berpoligami itu tidak mudah…..
    Itu aja nyang bikin film ini laku…..
    Jauh dari novelnya…..

  151. SinTa said

    Jujur gw udh baca Novel,& Nonton.gw sih juga heran kalo film AAC MENGECEWAKAN.tp..Film dan Novel beda.lg pula masih byk film kyk gt! mlh lebih MENGINA! emg sih gw kcewa..kalo denger nhi INFO,dn sejujurny juga gw lbi suka NOVElny,coba aja liat film remaja lain kalo gw bandingin AAC lebih membanggakan.zaman brubah..jgn brantem yah hanya karna commentnya beda..!:-)

  152. SinTa said

    Jujur gw udh baca Novel,& Nonton.gw sih juga heran kalo film AAC MENGECEWAKAN.tp..Film dan Novel beda.lg pula masih byk film kyk gt! mlh ada yang lebih MENGINA!kalo soal pemain sih CUKUP Stuju2 ajah emg sih gw kcewa..kalo denger nhi INFO,dn sejujurny juga gw lbi suka NOVElny,coba aja liat film remaja lain kalo gw bandingin AAC lebih membanggakan.zaman brubah..jgn brantem yah hanya karna commentnya beda..!:-)

  153. SinTa said

    sory..i itut ampur Jujur gw udh baca Novel,& Nonton.gw sih juga heran kalo film AAC MENGECEWAKAN.tp..Film dan Novel beda.lg pula masih byk film kyk gt! mlh ada yang lebih MENGINA!kalo soal pemain sih CUKUP Stuju2 ajah emg sih gw kcewa..kalo denger nhi INFO,dn sejujurny juga gw lbi suka NOVElny,coba aja liat film remaja lain kalo gw bandingin AAC lebih membanggakan.zaman brubah..jgn brantem yah hanya karna commentnya beda..!:-)..maaf ajh kalo bwat tersinggung nhi

  154. arex said

    assalamaualaikum wr. wb
    iya seh secara general film tersebut dah lumayan bagus, tapi ada beberapa aspek yang sangat tidak mengena bagi pemirsa (terutama yang udah baca novelnya) karena banyak hal yang tidak terwakili dalam film tersebut, film tersebut lebih mementingkan nilai estetik sebuah film yang selalu memunculkan konflik cinta sebagai poin utama ( cemburu aisha begitu di expose sebagai seorang yang di madu).
    padahal masih banyak yang harus di angkat dari novel aslinya…….
    misalkan..
    1. muatan/ nilai religi yang kurang / jauh dari novel aslinya sehingga pesan moralnya blum tersa
    2. adanya kejanggalan dalam pengambilan scene nya saat aisha sholat tangan bagian atasnya terbuka (batas aurat wanita yang boleh nampak dalam sholat adalah muka dan telapak tangan)
    3. pemilihan pemeran yang kurang pas ( seperti yang telah di sebutkan oleh pemilik blog ini
    4. nilai moral khilafah dan dzimmi (hub pemerintah islam yang menghormati dan menjamin hidup warganya/ tamu yang non muslim belum ter-descbribe dengan baik, juga kurang terexpose
    5. banyak setting yang janggal (mahattah / metro / kereta /MRT di mesir emang terkenal canggih begitu juga apartmen-nya yang di gambarkan terlalu kumuh ada kambing ,(apartmen, kereta n cafe di stasiun bawah tanahnya nya juga terlalu primitif). ( saya baru tahu kalo setting nya ternyata di india…….
    6. konflik bathin maria karena akidahnya juga blom terekspose dengan baik (atau mungkin atas nama toleransi?)
    7. suasana musim panasnya mesir juga belum tervisualisasi dengan baik, karena selalu di gambarkan redup……..
    8. fashion juga belum mewakili khas mesir yang ber abaya (baju khas mesir/ timur tengah…

    sementara itu dulu nagntuk neh…….
    moga mas hanung bisa lebih baik lagi bila memvisualkan sutau novel yang bermutan religi….

    jazakuwohi khoiroth
    wassalam

  155. Just Say said

    Ass. Bang., saya cuma mo bilang, visual dan novel itu tdk bs dsamakan. Dan saya berani bilang ‘aneh’ klo ada org yang g dpt apa2 dr film itu. Dan bnyak org yg lbh suka nonton dr pada baca buku, jd agr bs dijangkau smua klangan. Dan yg pling penting “No body’s perfect”.., Jazakallah… Wass

  156. Arayas said

    Salam kenal,
    Membaca komentar kawan-2 yang bernada miring, saya salut tapi juga miris. Sebelumnya, saya ingin bilang, kalo menilai film dan teks (novel, cerpen, drama, data investigasi, ect.) tolong dipisahkan. Membandingkannya boleh saja. Menilai bagus salah satunya juga ok-ok saja. Tapi sama saja, kita ribut membandingkan mana tampan sapi atau kerbau. Ini benar-2 BOROS dan TIDAK PENTING. Keduanya adalah media yang berbeda. Pasti bahasanya pun beda. Pake rujukan apapun tidak akan ketemu. Lucunya, ada yang langsung menilai film AAC jelek tapi belum menonton, malah dapat info dari rekan yang sudah nonton. Adalagi, menilai jelek karena nonton OST-nya. Wah, kembalilah ke jalan yang benar!
    Pertama kali nonton AAC: bajakan. Diberi teman tanggal 14 Februari lalu menonton ori-nya di bioskop sederhana Kendari, 5 Maret lalu. Saya sebagai pekerja film (masih amatirlah) menonton film tersebut 3 kali (bajakan) dengan pov yang berbeda. Ini berlaku bagi semua film yang ditonton dengan kriteria tertentu, malah kadang menontonnya lebih banyak dari itu. Meskipun saya malah menduga (maaf jika salah) yang membajak AAC sendiri adalah “orang dalam”.
    Kalo Hanung atau hanung-2 yang lain bilang anti-bajakan. Itu sah-sah saja. Tetap ada baiknya. Membajak untuk keperluan kebaikan, saya kira tidak ada salahnya karena kita juga adalah PRODUK BAJAKAN. Bagi yang punya duit tapi nonton bajakan itu pelit sedang bagi yang tak punya duit, itu berkah. Sudahlah. Tidak penting. Seandainya ada beras atau minyak tanah bajakan, sudah pasti banyak yang antri.
    Terlepas dari itu, pada kawan-2 tentunya, silakan menghujat, mencaci, dan lain sebagainya tapi yang ril. Tidak serta merta alasan personal atau alasan yang tidak penting dan boros. Saya sendiri tidak mengenal Hanung secara karib. Kang Abik pun hanya sekali bertemu, 19 Januari lalu di kota Kudus. Katanya, Ia sempat bilang pada Hanung, kalo Maria tetap harus digambarkan masuk Islam, dengan cara apapun: kreativitas sutradara dipertaruhkan di sini. Dan menurutku, ajarkan aku salat yang dibilang Maria, itu lebih berterima dan cerdas (silakan bedah dari berbagai sisi) daripada hanya sekadar mengucapkan syahadat.
    Kalo toh film AAC dibilang tidak islami, wajar saja. Ingat ia industri. Dari semua lini, orang berlomba untuk mencari: halal-haram lain soal. Jadi tak perlu lihat siapa yang main, apakah ia benar-2 Islam seperti yang seharusnya atau hanya di film saja. Biarkan saja. Bukankah kita sepakat dengan dengarlah apa yang ia bilang, bukan siapa yang bilang? Film sebagai sebuah karya tentu lepas dari sutradara, aktor, dan hal artistik lainnya. Memang beda-2 tipis. Kalo tetap kita paksakan, ya silakan. Jelasnya, sapi dan kerbau beda bung!
    Saya pikir, kalo novel bisa ngomong, ia tidak akan terluka, malah bersyukur. Teksnya menjadi kaya dengan berbagai peristiwa yang beragam dan cerdas. Analoginya mungkin begini: membakar ban dalam demonstrasi dianggap wajar dan sepertinya menjadi sesuatu yang “wajib”. Nah, bagaimana kalo demo nanti bukan ban yang dibakar tapi ikan? Manfaatnya lebih terasa. Yang lapar silakan makan dan asap beracun tidak lebih banyak daripada ban. Salah satu teks yang lebih kaya dan cerdas dalam AAC adalah ketika Maria minta tolong dibelkan cd. Dalam novel: disket. Alasannya, Maria malas, sedangkan dalam film, alasan Maria: udaranya panas. Malas dan udara panas adalah alasan yang dipakai Maria dalam media yang berbeda. Membandingkannya, tentu bahasa filmnya lebih bagus. Mengejar lebih jauh, saya kira, Mesir (dalam konteks media) tentu saja jatah panasnya lebih banyak. Kedua alasan tadi mungkin tak lebih cerdas jika Maria tak keluar flat karena alasan sakit, misalnya. Itu pun kalo kita sepakat bahwa Maria bukan tipe pemalas. Bukankah malas dan udara panas tadi sama-2 mengandung malas?
    Anekdot Phewhe tentang Windows dan Mac itu justru menarik. Meskipun terkesan main-main tapi ada benarnya. Apakah film AAC ada hubungan dengan Mac? Saya kira ini cerdas. Jika tak suka filmnya, itu pilihan. Mungkin pikiran kita akan lebih terbuka jika nonton film lain yang mungkin hampir sama “suasana” AAC. Satu contoh yang mungkin bisa dilihat, Quais de Seine, sebuah film pendek romantis Perancis. Bagaimana kalo kita di situ?
    Hargailah film AAC. Ia tak pantas dihujat. Pantas jika anda berikan alasan yang ril dan objektif. Setidaknya ia tidak kumasukkan dalam katagori film JAKARTA tapi film INDONESIA, hampir sama dengan Denias, NBJ2 meskipun nuansa romansanya lebih kuat. Paling tidak, membukakan mata lebih separuh penonton di nusantara ini bahwa film kita bukan hanya si hantu buruk rupa (ditambah kesan seronok, dada berlubang, setan Indonesia yang miskin banget, dan bla-bla….), bukan hanya anak sekolah yang setingnya di manapun pasti pacaran saja yang dibahas, atau orang-2 yang banyak menjelma jadi siluman, harimau jadi-jadian, lalu enteng saja kalah dengan orang bersorban atau berpeci dan ayat-2nya menjadi bacaan pengusir hantu.
    Sudahlah! Sudah cukup kita disuguhi dengan semua itu. Boleh saja membandingkan film kita dengan film Amerika tapi hasilnya sudah ketahuan. Atau bandingkan tim sepakbola kita dengan Eropa. Tidak akan ketemu. Sama saja menilai sapi dan kerbau. Yang lebih arif, bandingkanlah film-2 terdahulu dengan yang kini. Temukan kebaikan dan keburukannya lalu berikan input yang berguna. Karena kita belum tentu bisa begitu. Dan Hanung, sebagai sutradara mencoba memasukkan tiga buah benang ke lubang jarum. Sesuatu yang jarang dilihat untuk mesin jahit klasik Butterfly, tapi benang tak putus, bahkan mampu menjahit sekelas Janome. Jadi, janganlah anggap mudah menjahit kalo memasukkan benang ke lubang jarum ukuran 11 saja, anda butuh waktu 5 detik. Lambat loading tau.
    Jabat erat hati,
    ara

  157. @ara
    Thanks atas ulasannya..

    Jabat Erat,
    Arif

  158. lucky_man said

    ada detail2 yg sbenernya lebih punya nilai tp ga dibikin. terus terang memang kurang menyentuh dibanding novelnya. but i’m appreciate, daripada nonton xtra large…

  159. Pinter said

    Iyah nih, kenapa kita malah menghujat gak jelas nih? masih mending juga di film khan, makanya kita tuh harus sadar kalo industry benar benar butuh Generasi islam yang benar benar islami, klo aja kang abik bisa nyutradarain film pasti hasilnya mungkin lebih baik, maksud ane, kita itu harus membuka mata kita sekarang tinggal di jaman apa, jangan menutup diri terus, buka dong wawasan nya, mana mungkin Islam maju kalo terus tertutup, huh, ane setuju dengan apa yang dilakukan Sami Yusuf, dia itu tahu harus bagaimana dengan music industry sekarang, hasilnya? dia sukse, islam lebih dikenal, dan generasi islam pun punya idola islami, huh, makanya atuh jangan ngerasa diri paling baik terus…

  160. […] kunci “ayat-ayat cinta” di google.com. Pertama kali saya nemu artikel di dengan judul Film Ayat-Ayat Cinta = Buruk!. Saya baca juga artikel tersebut, sebagaimana saya duga, banyak bermunculan komentar di artikel […]

  161. […] kunci “ayat-ayat cinta” di google.com. Pertama kali saya nemu artikel di dengan judul Film Ayat-Ayat Cinta = Buruk!. Saya baca juga artikel tersebut, sebagaimana saya duga, banyak bermunculan komentar di artikel […]

  162. Wah…saya setuju dengan mas ara..

    Untuk ukuran film2 Indonesia AAC jauh lebih baik. Meski, saya cukup kecewa dengan hal-hal kurang penting yang justru diberi porsi lebih dalam film ini.

    Setidaknya kerja keras sutradara bisa terbayarkan…Anggap saja ini satu langkah kecil menuju perbaikan dunia film indonesia..

  163. Lelaki biasa yang digandrungi

    Dari dulu saya memang bukan moviemania. Dalam setahun bisa dihitung dengan jari sebelah tangan, berapa kali saya nonton di bioskop. Itupun karena diajak orang, alias dibayarin.
    Saya juga tidak pernah penasaran dengan film selaris apapun. Termasuk film …

  164. anang said

    coba dengarkan ilustrasi musik film aac di menit : 17, 37, 56.
    ada agenda zionis dibalik film aac.ayat-ayat cinta pake ilustrasi musik spiritual yahudi. coba cek di film karya sutradara yahudi steven spielberg :schindler list. Song theme schindler list sama persis dengan ilustrasi musik yang dipakai di ayat2 cinta(bukan yang lagunya rosa). coba search di youtube “schindler list music” atau
    di. http://www.youtube.com/watch?v=aX2qP3gP_Vs dan http://www.youtube.com/watch?v=ueWVV_GnRIA&feature=related musik itu digubahh komponis zion bernama itzhak Perlman yang diperuntukan untuk kampanye zionisme internasional . mengapa film islam menggunakan ilustrasi musik spiritual yahudi???

  165. aldebaran said

    film aac bagus juga meskipun novelnya kental akan ekspresi narsisme dan egomaniacal dari penulisnya yang dikemas dalam eksibisme kesalehan dan kealiman. Menurut gua cerita di novel aac merupakan dakwah islami sekaligus keinginan bawah sadar dari penulisnya untuk dipuja-puja. digila-gilai , dipuja2kaum wanita. Sebuah obsesi yang tidak mencapai kenyataan, akhirnya diproyeksikan dalam bentuk novel. Mungkin penulisnya pengen banget jadi nabi Yusuf. Dipenjara, difitnah, jago ngaji,ganteng, sholeh, alim dan dikejar-kejar cewe-cewe. Mantaaap hehehe

  166. reditya said

    salut sama arif yang bisa bikin postingan pendek dengan komen yang mencapai 100 lebih 😀 hihihi…

  167. arayas said

    crita dr gunung gulino > kmpung ni bkan tanahku. biar begitu, bila purnama, kelip kota masih bisa kulihat dari jarak 109km.

    hehe….
    seru mendaki tanpa alas kaki dgn orang-2 KDRT (komunitas dalam rumah tanah.)300mtr dgn udara ckup dngin, mlm hri signal bgus, syang laptopku dah dimakan usia, mesti irit untuk pnjam genset pnduduk desa. menarik, 1 liter beras lebih berarti daripada kutransfer pulsa 25.

    dan kita….
    begitu bangga berkata di atas ubin, lupa kalo dinding dan tanah masih ada: menjadi rumah.

    saya tak banyak tau
    yang kutau, mereka tak pernah turun jika tak cari beras. kalo pun mereka turun, hanya untuk nonton tipi di kaki gunung, sekali seminggu, kadang 10 hari

    dan sejak 3 minggu di sini, baru pertama kali melihat mereka bertengkar. kata kdrt, itu terjadi sekitar 31 tahun lalu, saat mereka pertama kali menetap di gunung karena kawin lari dan tak punya anak.

    kungin berbagi pengalaman pada kawan-2. kalo si perempuannya mau turun tiga kali dalam seminggu, hemat beras tak apa dgn nasi kering. asal bisa nonton tipi di bawah sana….

    maaf teman, bateraiku low. perlu 3 baterai cadangan lagi nih. tak ingin kehilangan cerita mereka di balik dinding tanah.

    tentu saja, cerita kalian tak mudah kuperoleh. apalagi kmarin, hardisk, baterei dan ram kiriman teman dibawa lelaki tua ini, dari desa sebelah tenang bersanding dgn sayur, ikan kering, 2 biji durian dan cabe.
    kubilang terima kasih skali. tak kuasa marah karena benda-2 hebat itu basah dan patah. biarlah, setidaknya keringatnya tidak sia-sia mendaki lagi di sini, untukku.

    dan…
    kebetulan bertemu kalian,
    senang rasanya
    kontras sekali dengan mereka yang renta.

    selamat tinggal hardisk, ram… bateraiku selamat ji
    salam kenal arif.
    juga buat smua.

    mgkn kbetlan prtamakali browsng dapt blog ni tp sy snang…

    jabat erat hati,
    arayas

  168. Rara said

    klo saya sih salut bgt sm mas Hanung yg bs bkin perfilman Indonesia jd mju..krna skrng udh bnyak bgt film2 yg ga layak utk ditonton. Dan film AAC ini, walopun ga bisa mirip sm novelnya, tp msh bnyak peljrn yg positif yg bs qta ambil dr film ini..dan membuat film itu ga smudah yg qta byangin,,dan mnurut saya mas Hanung udh sukses membuat film ini. Yg saya tau,pas syuting film ini ternyta bnyak rintangan2 dan cobaan2 yg hrus ditempuh. Tp berkat kerjasma yg baik dr sutradara, pemain, dan kru2 smua, akhrnya film ini bs selesai..dan cukup membuat org menitikkan airmata slesai mnonton film ini..dan bnyak jg,para remaja khususnya, selesai mnonton film ini yg mrubah prilakunya yg dlu negatif mjd positif..klo film ini kyataannya mampu menanamkan hal2 positif pd dri stiap org yg mnontonnya, knp tidak??mnurut sya film ini layak utk ditonton..yg sya heran, kNp film2 indonesia yg berbau horor, pornografi, dan yg lainnya, bs dgn mudahnya masuk ke masyarakat tnpa ada protes dr sna sni..tp knp malah film religi sprti ini justru bnyak yg memprotes..
    memang, crita di film ini agak berbeda dr crta di novelnya,,tp coba qta pkir, klo film ini dibuat persis sm nvlnya,dan ga ada yg dihilangin satu crita pun, apa ga jd membosankan??dan jlaz, pasti film itu bkn film bioskop, tp film seri..dan para pemeran film ini, saya salut bgt..sblm sya mnonton film ini sya smpat beranggapan, Apakh mampu para aktris dan aktor yg memerankn film ini bs sbagus yg qta byangkn??tp bgtu sya lihat filmnya, trnyta sya salah,,aktor ataupun aktris yg memernkn film ini trnyta sgt sukses membuat qta para pnonton terkesan..mshlh diluar film ini para pemainnya tdk mmpunyai sfat sm dgn peran yg mreka bwakan, itu tdk mnjd alasan yg logis bgi qta utk tdk mnonton film ini.. krna memang sush mncari pemain yg mmpunyai karakter sm dgn tkohnya,,dan mreka hnya manusia biasa sm sperti qta..dan mrekapun sudh berusha smaksimal mngkin utk bs mnjd tkoh yg smw org idamkan ini..khususnya FAHRI,,dan qta ptut mengacugkan jmpol atas usha mreka.. =)

  169. anto said

    mengenai tulisan:
    coba dengarkan ilustrasi musik film aac di menit : 17, 37, 56.
    ada agenda zionis dibalik film aac.ayat-ayat cinta pake ilustrasi musik spiritual yahudi. coba cek di film karya sutradara yahudi steven spielberg :schindler list (film yang dilarang diputar di Indonesia oleh pemerintah tahun 97-an karena berisi kampanye zionisme dan ditolak umat islam). Song theme schindler list sama persis dengan ilustrasi musik yang dipakai di ayat2 cinta(bukan yang lagunya rosa). coba search di youtube “schindler list music” atau
    di. http://www.youtube.com/watch?v=aX2qP3gP_Vs dan http://www.youtube.com/watch?v=ueWVV_GnRIA&feature=related musik itu digubahh komponis zion bernama itzhak Perlman yang diperuntukan untuk kampanye zionisme internasional . mengapa film islam menggunakan ilustrasi musik spiritual yahudi???

    tanggapan saya:
    benar, kalau kita perhatikan dengan seksama ada musik yahudi di film itu. saya udah cek di youtube. dan saya sudah nonton film schindler list dengan lengkap.film itu sangat jewish sekali. ada kesamaan dalam ilustrasi musiknya.kalau film aac sampai diketahui orang2 jewish ( yang nota bene sudah membunuh ratusan ribu muslim palestina), mereka pasti sangat bangga, betapa film islam yang ditonton oleh 3 juta (konon) orang menggunakan musik spiritual mereka.

    kalo memang harus ada plagiat musik dalam film itu, kenapa yang dipilih lagu yahudi? kalo memang harus ada lagu yahudi di film itu kenapa harus dipilih lagu SPIRITUAL yahudi? kan banyak musik2 lainnya yang ngga provokatif yang bisa dibajak dan diplagiat. kalo memang harus ada ilustrasi film lain yang disisipi aac kenapa harus film schindler list? ?. pensisipan ilustrasi musik yahudi dalam aac saya yakin bukan unsur ketidaksengajaan. ada hidden massage, ada pesan tersembunyi, ada komunikasi konspiratif.film schindler list memang awam dikalangan masyarakat indonesia, karena film itu memang dilarang oleh MUI dan pemerintah indonesia. tapi dikalangan sineas? film itu bukan sesuatu yang asing.

  170. olanoegrah said

    Q sm skali blm bc n nonton filmnya..
    awalnya siy, pnsaran bgt ma filmnya..
    jd pengen nonton gt..
    py, paz bc sinopsisnya, Q jd kcewa ma pemeran tokoh Maria Girgis..
    dy Kristen, tp sneng ma Al-Qur’an..
    hrusnya, dy ttep setia dgn Tuhannya dunkzz..
    dy blh” ja mnghrgai agma laen, tp g hrz mpe sgitunya dunk..
    Q b’agma Kristen..so, Q g se7 bgt dgn perannya Maria..
    tu ja..oy, 4 ur information,thx a lot!!rs pnasarn Q jd b’kurang

  171. aisah said

    nonton atau tidak nonton tetap saja kita tidk bleh mencercanya.bukan kah islam mengajarkan untuk saling menghargai….
    setiap yang terjdi pasti ada hikmahnya,,,

  172. […] link itu. Saya menonton untuk menilai film itu secara keseluruhan, yang banyak memancing kekecewaan orang yang mencintai karya asli dari novelnya Habiburrahman El Shirasy Ayat-ayat Cinta […]

  173. __aaY__ said

    Yihaaaaaaaaa……asik bener baca na… padahal baru dapet bajakanna…wakakakakakak…jadi ga seru kaya na…!!! dikira seru…!!

  174. zahra said

    ya emag sih qta yg liat hasilnya dengan mudah akan membandingkan dan bilang slah satunya jelek..
    padahal ya ga mudah loh memvisualkan bahasa tulisan..
    mau jelek atau bagus, yg penting qta menghargai bkan menghina..
    soal komersil, ya jelaslah film AAC dikomersilakan, cos mnurut saya ga ada deh org yg mau bqn film ga untuk komersil kcuali ada kpentingan pribadi/gol tertentu yg lebih penting dr materi..

  175. saya juga setuju karena film ayat-ayat cinta itu memang hanya sebagai film yang gak berpotensi dan hanya sebagai hiburan penipuan semata!

  176. Nanas boy said

    yah lumayan lah boy, daripada nonton film indon yang bertema hantu semua, punjabi’s brother kurang lebih udah bisa bikin filmnya. nothing perfect, and this film is not bad at all

  177. Anonim said

    15 Fakta Ayat-ayat Cinta

    #1. Pada awalnya tokoh Aisha akan diperankan oleh Carissa Putri, sementara tokoh Maria buat Rianti Cartwright. Pertukaran peran itu terjadi 10 menit sebelum jumpa pers bakal pembuatan film AAC.

    Rianti dan Carissa perlu menunggu keputusan itu dengan penuh tanda tanya, karena yang terpilih sebagai Aisha akan tampil berjilbab dan bercadar di depan wartawan. Rianti terpilih. Alasannya? Salah satu sebabnya, karena mata VJ MTV ini dianggap lebih “berbicara”.

    #2. Proses casting pemain memakan waktu lima bulan. Untuk peran Aisha dan Maria semula akan dipakai wanita asli Mesir, tapi tak ada yang pas. Ketika beralih ke wanita dari Indonesia, nama Nadine Chandrawinata sempat masuk nominasi, tapi juga batal.

    #3. Sedangkan peran Fahri sempat dicari lewat pesantren-pesantren, tapi tak jua menuai hasil. Fedy Nuril akhirnya terpilih menjadi Fahri lantaran bersikap apa adanya dan mau belajar. Tak seperti kandidat aktor lainnya yang berusaha tampil “sesuci” tokoh Fahri saat di-casting.

    #4. Awalnya AAC akan banyak dialog berbahasa Arab. Dengan pertimbangan komersial, skenario awal dirombak kembali. Kru pun beberapa kali bongkar pasang.

    #5. Syuting AAC kerap dirundung kendala, atau tepatnya cobaan. Seperti pernah ketika syuting akan berlangsung, Rianti yang masih berwarganegara Inggris harus pergi dahulu ke Singapura untuk memperpanjang masa tinggalnya di Indonesia. Akibatnya, jadwal syuting jadi mundur.

    #6. Hanung Bramantyo sendiri sempat dibuat menangis saat dibenturkan dengan banyaknya hambatan. Salah satunya saat gagal berangkat ke Kairo, padahal mereka sudah bersiap-siap di Bandara Soekarno-Hatta.

    #7. Saat hampir patah semangat menghadapi berbagai kendala, Hanung selalu ingat pesan ayahnya, “Wong lanang kuwi kudu mrantasi (lelaki itu harus menyelesaikan segala persoalan)”. Juga pesan ibunya agar membuat film agama. Hikmahnya, Hanung merasa senang setiap berhasil memecahkan persoalan yang menghadang.

    #8. Syuting paling berat menurut Hanung adalah saat adegan sidang Fahri. Gereja Imanuel Jakarta diset sebagai ruang pengadilan. Ini salah satu scene dengan jumlah pemain paling banyak. Semua pemain utama kumpul menjadi satu. Penata kostum, penata make up kewalahan menghadapi banyaknya pemain. Banyak pemain memakai jilbab dan bercadar.

    #9. Karena tak bisa syuting di Kairo, AAC syuting di India (Jodhpur), Jakarta dan Semarang. Beberapa tempat di Jakarta dan Semarang pun disulap seperti di Kairo. Seperti perpustakaan dan ruang talaqi Masjid Al Azhar dibuat di Gedung Cipta Niaga, Jakarta Kota. Flat Fahri, flat Maria dan Pasar El Khalili dibuat di Kota Lama dan Gedung Lawang Sewu, Semarang. Sementara ruang sidang pengadilan Fahri diset di Gereja Imanuel, Jakarta.

    #10. Saat “menciptakan” pasar di El Giza di Kota Lama, Semarang, kru AAC “meminjam” unta dari Kebun Binatang Gembiraloka, Jogjakarta. Penduduk Kota Lama dibikin heboh dengan munculnya unta secara tiba-tiba.

    #11. Kala syuting di India, tim AAC harus menjalani jalan darat yang melelahkan. Mereka sempat naik bus dari Bombay-Jodhpur berjarak sekitar 850 km. Fedi Nuril yang biasanya diam saja sampai protes. Akibatnya, mereka kehilangan tenaga dan waktu yang sebetulnya bisa digunakan untuk syuting.

    #12. Ketika syuting di padang pasir, tim AAC harus mendaki gunung pasir dengan berjalan kaki. Unta digunakan untuk mengangkat kamera dan perlengkapannya. Kaki-kaki mereka terasa sakit tertusuk tanaman duri. Bibir banyak yang pecah karena panas matahari. Hanung mengatakan, mereka mirip kafilah-kafilah yang kehausan di tengah Gurun Sahara.

    #14. Setelah syuting selesai, AAC masih menemui masalah. Ketika AAC akan diperbanyak, hasilnya scratch. Lab film di Jakarta tak bisa memperbaiki. Padahal tenggat tayang di bioskop sudah dekat. Setelah dibawa ke Bangkok, persoalan scratch teratasi. Persoalan lain muncul, saat 70 copy AAC tak boleh dibawa semuanya ke Jakarta dengan pesawat terbang. Jadilah seorang kru stay sehari di Bangkok untuk mengirim 60 copy via kargo.

    #15. Karena berbagai persoalan, AAC yang diperkirakan diproses dalam tempo setengah tahun akhirnya selesai 1,5 tahun.
    ERNI, TARMIZI

  178. ariek said

    Film yang melecehkan Islam , seakan akan-akn islam sepertiitu
    TONTONAN JADI TUNTUNAN , TUNTUNAN JADI TONTONAN

  179. that is fucking shit man…!gw jga KUCEWA!
    AAC ngajari kita untuk POLIGAMI hehehe HALAH

    Menurut loe….? setuju kagak klo poligami…halah..?

    LAM KENAL MAN

    “9OREs4n BIrU”

  180. ray said

    bagi sebagian orang…mungkin buruk…tapi bagi sebagian orang lainnya mungkin…bagus…

    tergantung…dari segi mana kita…melihat…dan dari sudut pandang mana kita menilai…

    Lam kenal…Bro

  181. […] Teratas Film Ayat-Ayat Cinta = Buruk!Cara Instalasi FreeBSD dan Sedikit UlasanJailBreak/Hack iPod Touch 1.1.2Windows ataukah Linux […]

  182. kLo anda tahu Film AAC sudah banyak menyadarkan temen2 saya betapa indahnya kehidupan dalam islam…
    jadi ga buruk2 amat apa lagi setelah baca2 novelnya kang abikkkk.. subhanallah jadi mengingatkan kembali betapa fitrahnya islam…
    yang penting bagaimana cara berdakwah kepada mereka yang sangat awam dan sedikit sekali mengenal islam padahal mereka agama islam..
    kLo hatinya sudah terketuk barulah sedikit demi sedikit kita da’wahkan islam secara kaffah dan syari’ah…
    buat yang belum baca novel-novelnya karaya Habiburrahman ( kang Ebek ) ayo baca Insya Allah dapat pengayaan jiwa Amiin…

  183. romalik said

    film nya keren

  184. Sejak kapan sandiwara (sesuatu kedustaan) bisa dijadikan sarana da’wah. Buat apa ALLAH SWT memilih Al Amin (Muhammad SAW) yang jujur untuk berda’wah, kalau kemudian ternyata da’wah boleh dengan cara bohong-bohongan.

  185. miyuki said

    eh jgn kburu menjudge film itu baik atau buruk..
    gak tau ya kalo buat film tu susahnya minta ampun!!!
    tiap babaknya mbutuhkan wktu yg lama..editingnya jg lama..jd mau gmn jg, hasil karya sseorng tu patut dhargai, bukan dihina

    kalo pun tidak sesuai dgn novelnya..hrsnya si pengarang aja yg bikin film, biar bs mndalami mksd dr karangannya..
    ya jelas aja filmnya byk gak sesuai sm bukunya, lha klo smua crita dibuku ditampilin smpe detail, durasinya bs 5 jam..

    lain kali jgn asal postink ya..

  186. abu hanif said

    Baru neme e-book Ayat-ayat Cinta lengkap. Bisa di download disini http://1000bukugratis.co.cc/?q=node/32

  187. dyd said

    wah..banyak ya komen nya….saya jadi bingung..sebingung liat film AAC nya…tapi yang pasti cukup sampai di pilem aja..jangan bersambung di sinetron. gitu loh….salam kenal!

  188. Abu said

    Setuju..

    emang ga bener.. justru dari lima menit pertama dilihat aja, tidak hanya alurnya tidak sesuai, tetapi justru menjelkan islam dan banyak norma-norma islam yang dilanggar dalam film ini.

    Dan klo menurut saya, sebaiknya pemain filmnya seharusnya suami istri sehingga tidak melanggar esensi islam dalam cerita itu sendiri

  189. eli said

    hm…z gak bisa komentar yang mana yang benar dan salah coz yang mutlak benar itu cuma Tuhan…
    tp kalo z boleh komentar ya z cuma bs bilang film AAC sangat sesat…ceritanya terlalu berlebihan.tp sx lg ini cuma cerita aja yang belum tentu kebenarannya…bagus untuk sekedar menghibur tp jangan dicontoh teutama peran “maryam”-nya.ok thankzzz…

  190. rumahbelajaribnuabbas said

    Produsurnya bodoh, penontonnya lebih bodoh lagi.

  191. rumahbelajaribnuabbas said

    Tentu saja tidak begitu donk logikanya. Saya katakan bodoh, karena ada pepatah;”Seburuk-buruk buku, lebih buruk orang yang suka membacanya.” Mana mungkin film, dongeng, dan sejenisnya bisa dijadikan media untuk berda’wah. Agama ini (Islam) terlalu suci dan mulia untuk membutuhkan pertolongan da’wah lewat kedustaan. Sebelum menyampaikannya saja Nabi kita Muhammad -Shallallahu alaihi wa sallam- sudah dikenal Amin (jujur), agar da’wahnya bisa diterima.
    Ente jangan emosional begitu, balasannya!!!
    Tidak ada logika yang mengatakan “Yang komen juga sama bodohnya.”

  192. adi_olai said

    udah nonton filmya
    tau gak bagian yang seru dari novelnya malah diilangin
    seperti waktu maryam mau mati
    nah di novelnya diceritaain dg.bagus
    trus smangat fahri mencari ilmu malah gak digambarin di filmya
    akh filmnya cemen
    buatan JIL

  193. obatkutilblog said

    makasih infonya gan..
    sangat menarik dan bermamfaat..
    salam kenal dan salam sukses

Tinggalkan Balasan ke ybtommie Batalkan balasan